Penyebab Indonesia Kian Tertinggal dari Singapura di Industri Pertunjukan

Yunike Purnama - Kamis, 29 Juni 2023 13:17
Penyebab Indonesia Kian Tertinggal dari Singapura di Industri PertunjukanIlustrasi konser musik (sumber: Freepik)

JAKARTA - Penggemar Taylor Swift di Singapura bak kejatuhan durian runtuh. Hal itu setelah sang penyanyi menambah jadwal konsernya di negara tersebut menjadi enam hari tahun depan. Padahal Taylor Swift sebelumnya hanya dijadwalkan konser di Negeri Singa selama tiga hari. 

Diketahui, musisi 33 tahun itu awalnya diagendakan tampil di Singapura pada 2, 3 dan 4 Maret 2024 di National Stadium, Singapura. Namun promotor konser, AEG Present Asia, memastikan ada penambahan jadwal sebanyak tiga hari pada 7, 8 dan 9 Maret 2024.  

Kebijakan tersebut tak lepas dari tingginya antusiasme penonton dari Singapura dan sekitarnya. “Singapura! Karena respons yang luar biasa, kami dengan senang hati mengumumkan tiga pertunjukan tambahan untuk Taylor Swift | Tur Eras!” cuit AEG lewat akun Twitter-nya, dikutip Selasa 27 Juni 2023. 

Penambahan hari tersebut membuat Singapura menjadi negara dengan jadwal konser terbanyak pada The Eras Tour 2024. Sebelumnya jadwal terpanjang dipegang Tokyo, Jepang, dengan konser empat hari pada medio Februari 2024. 

Kesuksesan Singapura meyakinkan Taylor Swift untuk tampil lebih lama semakin menegaskan negara tersebut sebagai surganya konser musisi dunia. Sebelumnya Coldplay juga mengagendakan konser enam hari di negara tetangga Indonesia itu. Chris Martin dkk. rencananya bakal manggung pada akhir Januari 2024. 

Di sisi lain, Indonesia hanya kebagian satu hari konser Coldplay pada 15 November 2023. Indonesia bahkan tak disambangi Taylor Swift dalam tur dunianya tahun depan. Kemudahan perizinan, iklim bisnis hingga sistem ticketing yang bebas dari percaloan membuat Singapura menjadi salah satu negara terdepan dalam industri pertunjukan dunia. 

Digitalisasi Perizinan

Keunggulan Singapura dalam hal birokrasi pun diakui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno. “Salah satu yang pertama diungkap adalah perizinan,” ujar Sandiaga dalam sebuah webinar pekan lalu, dikutip TrenAsia jaringan Kabarsiger, Selasa 27 Juni 2023. 

Menurut sang menteri, fakta tersebut harus direspons dengan membenahi perizinan. Salah satunya yakni memanfaatkan teknologi informasi untuk mempercepat prosesnya. “Singapura itu perizinannya sangat cepat dengan biaya sangat murah. Ini mestinya menjadi bekal kita untuk belajar,” ujar Sandiaga. 

Kemenparekraf mengklaim tengah menggenjot kebijakan digitalisasi perizinan. Inovasi tersebut diharapkan dapat berjalan dalam waktu dekat dan diterapkan pada beberapa kota percontohan. “Digitalisasi perizinan sangat dibutuhkan dan dituntut oleh musisi dunia maupun promotor. Saat ini kami masih dalam penggodokan konsorsium,” ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Vincensius Jemadu.(*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS