Penerapan Industri Hijau pada IKM Tekstil, Kemenperin Jalankan Program DAPATI
Yunike Purnama - Senin, 07 Agustus 2023 09:01JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus dorong penerapan industri hijau pada Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pada Industri Kecil dan Menengah (IKM). Dukungan itu dilakukan lewat program yang diberi nama DAPATI yang merupakan akronim dari Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri.
Melansir dari situs resmi Kemenperin, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi pada Jumat, 4 Juli 2023, menyebutkan, “Salah satu bentuk pelaksanaan program DAPATI adalah kegiatan konsultansi dan bimbingan peningkatan efisiensi teknologi proses produksi dan kinerja IPAL oleh tim konsultan DAPATI dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Tekstil Bandung.”
Konsultansi dan bimbingan terhadap IKM tersebut menghasilkan dampak positif dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi, air, dan mengurangi penggunaan bahan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu perusahaan yang telah menerima manfaat tersebut adalah CV. Oshwin Bustari Makhruf, sebuah IKM yang beroperasi dalam bidang jasa proses washing garmen textile apparel dan berlokasi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
- Kementerian ESDM Kaji Terkait Opsi Perluasan Sektor Industri Penerima Gas Murah
- Komitmen Paperless Upaya Bank BJB untuk Kurangi Deforestasi
- 5 Strategi Hadapi Stres dan Mudah Cemas
Dari program tersebut, CV. Oshwin Bustari Makhruf mampu menurunkan intensitas konsumsi air sebesar 15 persen, menurunkan intensitas konsumsi energi sebesar 36 persen, serta menurunkan konsumsi bahan kimia sebesar 15 persen.
Tim konsultan dari DAPATI BBSPJI Tekstil telah berhasil memperkenalkan teknologi penyempurnaan tekstil sederhana yang memberikan nilai tambah pada produk kepada IKM tenun tradisional Bentang Terang Putri, yang berlokasi di Majalaya, Kabupaten Bandung. Hasil dari penyempurnaan tekstil ini termasuk pengembangan jenis kain fungsional, seperti kain anti bakteri, yang mulai diminati oleh pasar domestik.
Pengujian penerapan penyempurnaan zat anti bakteri pada kain tenun menunjukkan kemampuan anti bakteri hingga 25 kali pencucian rumah tangga dengan efektivitas fungsi anti bakteri yang diuji terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 87,44 persen, sedangkan setelah pencucian sebesar 67,71 persen.
Meskipun IKM menghadapi tantangan dalam mengadopsi teknologi ini karena memerlukan modal permesinan yang cukup besar, namun dengan adanya kegiatan konsultansi dan percobaan di skala laboratorium, teknologi proses dapat disederhanakan dan diimplementasikan dengan berhasil di IKM tersebut.
Doddy menyampaikan, program ini bertujuan memfasilitasi peningkatan kemampuan teknologi melalui bimbingan teknis dan pendampingan industri kepada IKM agar bisa memiliki kesempatan yang sama untuk naik kelas menjadi industri yang ramah lingkungan, serta menjadi bagian dari ekosistem produsen tekstil fungsional.
Program DAPATI BBSPJI Tekstil bertujuan untuk merubah pandangan bahwa teknologi adalah sesuatu yang eksklusif dan hanya dimiliki oleh perusahaan besar. Melalui adopsi dan reverse engineering, inovasi-inovasi dalam teknologi proses dapat muncul, yang kemudian dapat diterapkan di industri skala kecil dan menengah. Doddy menekankan bahwa peran penting dari pembina industri dapat dirasakan langsung oleh pelaku industri, karena program ini memberikan manfaat yang nyata bagi para IKM.(*)