JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa penerapan credit scoring dalam pemberian kredit kepada UMKM dinilai sangat penting. Sebab, jika hal itu bisa dilakukan 30% dari target kredit perbankan untuk UMKM seperti disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maka tidak akan sulit untuk dipenuhi.

"Dengan begitu kepastian market, kepastian pasar akan semakin memperkecil potensi kredit macet (NPL) dan akan berdampak bagi kemudahan bank untuk melakukan pembiayaan kepada pelaku UMKM yang sudah masuk ke dalam klaster industri," ujar Teten dalam webinar bertajuk "Memperluas Aksebilitas dan Pendanaan UMKM Tangguh dan Berdaya saing kuat, Selasa (11/7).

Untuk itu, Kementerian UKM bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) sepakat untuk menguatkan kapasitas UMKM agar semakin banyak yang go public. Dengan begitu, mereka bisa memanfaatkan alternatif pendanaan melalui investasi di pasar modal.

• Naik Rp5.000 Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Rabu,12 Juli 2023
• Perbankan Didorong Tingkatkan Porsi Pembiyaan UMKM hingga 30 Persen
• Investasi Pemodal Asal Taiwan di Mayapada Terus Tergerus hingga Rp9,5 Triliun

Ingat kunci utama UMKM naik kelas adalah tata kelola bisnis yang baik rencana bisnis yang teruji karena hal itu yang menjadi catatan kita bersama karena sebagian besar UMKM kita tidak memiliki rencana bisnis yang baik," ungkapnya. 
Terakhir, Teten berharap ragam diskusi yang baik dapat tercipta sehingga bisa memunculkan ide-ide cemerlang untuk semakin mempermudah akses pembiayaan terhadap perbankan. 
"Saya berharap semua pihak harus terus mendukung dan memberikan kemudahkan akses pembiayaan bagi UMKM," kata dia. 
Sebagai informasi, UMKM memiliki posisi dan peran strategis dalam perekonomian nasional, 97% lapangan kerja yang disediakan oleh UMKM, khususnya sektor mikro yang mendominasi hingga 96%.(*)