Peluncuran Nuklir Rusia Harus melalui Rantai Komando
Chairil Anwar - Sabtu, 23 April 2022 04:55JAKARTA — Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mempromosikan kekuatan nuklir negaranya. Di tengah perang Ukraina yang terus bergolak, Rusia pada Rabu 20 April 2022 untuk pertama kalinya melakukan pengujian rudal balistik antarbenua baru bernama Sarmat atau Satan-2.
Saat mengumumkan operasi militer Rusia ke Ukraina delapan minggu lalu, Putin juga memperingatkan Barat bahwa setiap upaya untuk menghalanginya akan membawa konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah. Beberapa hari kemudian, dia memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada.
Jika Putin akhirnya mengambil opsi nuklir, rantai komando apa yang harus dijalani sampai tombol senjata pemusnah massal itu benar-benar diluncurkan?
- Mulai Implementasikan GIS, PTPN VII Operasionalkan Pesawat UAV
- Perkuat Solidaritas di Bulan Suci Ramadan, Bank Mandiri Salurkan 100.000 Paket Sembako
- 11 Aplikasi HP Android Ini Bisa Mencuri Data Pribadi
Mungkin pertanyaan pertama adalah siapa yang memutuskan untuk meluncurkan senjata nuklir Rusia? Sebuah dokumen tahun 2020 yang disebut “Prinsip Dasar Kebijakan Negara Federasi Rusia tentang Pencegahan Nuklir” mengatakan presiden Rusia adalah pihak yang mengambil keputusan untuk menggunakan senjata nuklir. Tentu saja keputusan ini akan diambil setelah mendengarkan masukan semua penasihatnya.
Setelah keputusan diambil, ia kemudian mendapat sebuah koper kecil yang dikenal sebagai cheget. Tas ini selalu ada di dekat presiden setiap saat. Cheget bukan berisi tombol untuk meledakkan nuklir. Ini hanya seperangkat alat komunikasi aman yang akan menghubungkannya dengan jaringan komando dan kendali pasukan nuklir strategis Rusia.
Melalui koper ini, presiden Rusia kemudian akan mengirimkan perintah peluncuran ke komando militer pusat atau markas besar. Saat ini lembaga tersebut dipimpin Jenderal Valery Gerasimov.
Jika Putin telah memberikan perintah nuklir, lantasi apa yang terjadi? Kepala Staf Umum Rusia memiliki akses ke kode peluncuran dan memiliki dua metode peluncuran hulu ledak nuklir.
Metode pertama dia dapat mengirim kode otorisasi ke komandan senjata. Komandan ini yang kemudian menjalankan prosedur peluncuran.
Namun, ada juga sistem cadangan, yang dikenal sebagai perimetri. Sistem ini memungkinkan kepala Staf Umum untuk memulai peluncuran rudal darat secara langsung. Artinya, Gerasimov bisa melompati semua pos komando langsung. Sistem ini untuk mengantisipasi jika komandan atau garis komando sudah tidak berfungsi.
Apakah berarti Gerasimov bisa meluncurkan nuklir tanpa perintah Putin? Tentu saja tidak bisa. Karena semua proses membutuhkan kode verifikasi yang sangat ketat. Gerasimov tidak bisa apa-apa tanpa kode milik Putin. Presiden Rusia pun tidak bisa meluncurkan nuklir tanpa kode dari kepala staf umum. Jalur ke bawah selanjutnya akan seperti itu.
Kapan Nuklir Digunakan?
Lalu bagaimana aturan Rusia untuk menggunakan senjata nuklir? Kapan mereka bisa menggunakan senjata tersebut?
Doktrin 2020 yang dikutip Aljazeera, Kamis, 21 April 2022, menyajikan empat skenario yang mungkin membenarkan penggunaan senjata nuklir Rusia. Yang pertama karena penggunaan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal terhadap Rusia atau sekutunya.
Yang kedua ada data dan bukti yang menunjukkan peluncuran rudal balistik yang ditujukan ke Rusia atau sekutunya.
Ketiga adanya serangan terhadap situs pemerintah atau militer penting yang akan melemahkan kemampuan pasukan nuklir Rusia untuk menanggapi ancaman. Sementara keempat adalah penggunaan senjata konvensional melawan Rusia yang menjadikan keberadaan negara dalam bahaya.
Pada 27 Februari 2022 atau dua hari setelah serangan ke Ukraina, Putin memerintahkan pasukan nuklirnya menempatkan di rezim khusus tugas tempur. Istilah ini tidak muncul dalam doktrin nuklir Rusia hingga membuat para ahli militer bingung tentang apa artinya itu.
Pavel Podvig, seorang peneliti senior di Institut Penelitian Perlucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Jenewa, mengatakan perintah itu mungkin telah mengaktifkan sistem komando dan kontrol nuklir Rusia. Ini pada dasarnya membuka saluran komunikasi untuk setiap perintah peluncuran
Rusia masih menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan bahwa Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, lebih banyak dari negara lain mana pun. Dari jumlah tersebut, 1.588 dikerahkan dan siap digunakan. Rudalnya dapat ditembakkan dari darat, oleh kapal selam dan pesawat terbang. (CA)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 22 Apr 2022