Operasi Rumit Pengiriman Bantuan Udara Yordania ke Gaza

Yunike Purnama - Selasa, 07 November 2023 20:40
Operasi Rumit Pengiriman Bantuan Udara Yordania ke GazaYordania mengirimkan pasokan medis dan makanan ke  Gaza yang terkepung menggunakan jalur udara. Sebuah operasi yang sebenarnya sangat rumit. (sumber: Ist)

AMMAN-Yordania mengirimkan pasokan medis dan makanan ke  Gaza yang terkepung menggunakan jalur udara. Sebuah operasi yang sebenarnya sangat rumit.

Menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules, angkatan udara Yordania menerjunkan bantuan tersebut pada Senin 6 November 2023 malam. Raja Yordania Abdullah II mengkonfirmasi pengiriman tersebut berhasil, dan dilakukan di bawah koordinasi dengan Israel.

Pemerintah Yordania  mengoperasikan rumah sakit lapangan di Kota Gaza sejak tahun 2009. Fasilitas yang menurut pasukan Israel kini telah mereka kepung.  Abdullah II di akun media sosial X menegaskan menjadi tugas Yordania untuk membantu warga yang terluka dalam perang di Gaza. “Yordania,  akan selalu ada dengan saudara-saudara kami di Palestina,” katanya.

Postingan Raja Yordania itu disertai sejumlah gambar operasi tersebut. Angkatan bersenjata Yordania merilis gambar tambahan. Setidaknya tiga palet kargo yang disiapkan untuk penerjunan udara.

Foto dan video yang beredar juga menunjukkan, Yordania menggunakan sistem parasut berbantuan GPS untuk menyalurkan bantuannya ke tempat yang tepat. Panduan parasut itu dikenal sebagia Joint Precision Airdrop System (JPADS) buatan Amerika. Alat ini akan membantu memastikan kargo  sampai ke tempat yang tepat di darat. 

Menggunakan JPADS, atau sistem airdrop presisi serupa akan masuk akal dalam konteks ini. Operasi penerjunan udara bisa menjadi sangat rumit. Bahkan  dalam kondisi terbaik sekalipun. Dan  membawa kargo mendekati zona penerjunan yang dituju bisa menjadi tantangan tersendiri. 

Airdrop bisa mendarat di tempat yang salah dan bisa jatuh ke tangan yang salah adalah salah satu masalah pasokan udara yang sudah lama ada. Muatan yang melenceng jauh dari jalurnya, hilang, atau rusak merupakan masalah lain yang terus terjadi selama bertahun-tahun.

Pengembangan versi awal JPADS dimulai pada tahun 1990an. Alat ini  dirancang khusus untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Sistem ini menggabungkan parasut yang dapat dikemudikan dengan sistem navigasi berbantuan GPS. Di mana  koordinat zona yang diinginkan dimasukkan sebelum dijatuhkan. 

Ada empat versi utama  untuk digunakan dengan kargo yang masing-masing berbobot hingga 2.000, 10.000, 30.000, dan 60.000 pon. Derivatif untuk digunakan dengan muatan yang lebih kecil juga telah dikembangkan.

Keakuratan JPADS bergantung pada beberapa faktor. Antara  lain ketinggian pelepasan bundel airdrop, jarak pesawat dari zona penurunan yang dituju, berat total muatan, dan kondisi lingkungan.  Secara umum perbaikan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun  pada sistem ini  dilaporkan  memiliki akurasi 50 hingga 75 meter dari koordinat yang diprogram.

Bundel airdrop yang dilengkapi dengan JPADS dapat dilepaskan dari ketinggian hingga 7.500 meter. Dengan bantuan sistem ini, kargo dapat diluncurkan ke zona penurunan dari jarak hingga 25 kilometer. Artinya pesawat tidak harus berada tepat di atas titik pendaratan untuk melepaskan kargo. Kemampuan ketinggian dan luncuran tersebut juga dapat membantu menjaga pesawat  lebih jauh dari pertahanan musuh. 

Konteks Gaza

Dalam konteks penerjunan di Gaza,  ketepatan yang ditawarkan oleh JPADS atau sistem serupa  akan sangat penting. Rumah Sakit yang dikirim bantuan itu  berada di daerah perkotaan yang padat. Sehingga paket-paket tersebut bisa saja tersangkut di atap atau parasutnya tersangkut di gedung. Selain berpotensi merusak kargo, kondisi ini juga berpeluang kiriman jatuh ke kelompok tertentu.

Juga ada risiko terkena tembakan musuh selama operasi ini. Hal itu  karena pejuang Palestina tidak akan tahu bahwa ini adalah pesawat Yordania. Bahkan bisa menduga itu adalah pesawat Israel. Penggunaan sistem penerjunan udara yang presisi akan memungkinkan Hercules  Yordania  melepaskan muatannya secara potensial di luar jangkauan sistem pertahanan udara portabel (MANPADS). Hal ini tidak mungkin terjadi tanpa sistem airdrop dipandu.

Penggunaan pengiriman udara  ini juga menggarisbawahi kondisi mengerikan yang dihadapi warga sipil di Gaza. Terutama dalam hal mengakses perawatan medis. Ada laporan yang belum dikonfirmasi  rumah sakit lapangan Yordania harus menghentikan operasinya sepenuhnya, setidaknya untuk sementara waktu, pada bulan Oktober.

Israel mengakui menargetkan daerah sekitar rumah sakit , serta ambulans . Namun  mengklaim hal ini terjadi karena Hamas dan pejuang Palestina lainnya telah menggunakannya sebagai kedok untuk kegiatan mereka.  Pejuang Palestina dituduh membangun jaringan terowongan bawah tanah yang besar di seluruh Gaza. Dengan sebagian berada di bawah rumah sakit, sekolah, dan lokasi kota lainnya.

Pada saat yang sama upaya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke lapangan, khususnya melalui perbatasan Rafah dengan Mesir terus  menemui hambatan fisik dan politik . Namun konvoi bantuan kemanusiaan telah bergerak lebih mantap melalui penyeberangan Rafah baru-baru ini.

Semua ini juga terjadi ketika Yordania secara khusus berada dalam posisi geopolitik yang sangat rumit. Yordania memiliki hubungan jangka panjang dengan otoritas Palestina di Tepi Barat. Negara ini juga mengakui negara Israel. Tidak seperti banyak negara lain di kawasan ini. Yordania juga mempunyai hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat. Koordinasi penerjunan bantuan udara dengan Israel menggarisbawahi kompleksitas ini.

 Yordania telah terang-terangan mengkritik cara pemerintah Israel melakukan perangnya  di Gaza. Pada Senin Perdana Menteri Yordania Bisher al Khasawneh sebagaimana dilaporkan Reuters memperingatkan bahwa semua opsi sudah tersedia mengenai bagaimana negaranya dapat merespons krisis ini lebih lanjut.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi  menegaskan,  setiap upaya untuk mengusir warga Palestina oleh Israel untuk mengubah geografi dan demografi akan mereka hadapi.

Dia menambahkan bahwa setiap upaya terorganisir untuk memaksa warga Palestina keluar dari Tepi Barat secara massal adalah garis merah. Sesuatu yang dianggap sama dengan deklarasi perang.(*)

Editor: Redaksi
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS