Menuju Abad Kedua NU, Yahya Cholil Staquf Paparkan Dua Agenda Besar

Eva Pardiana - Jumat, 24 Desember 2021 23:15
Menuju Abad Kedua NU, Yahya Cholil Staquf Paparkan Dua Agenda BesarKetua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih KH Yahya Cholil Staquf dalam acara penutupan Muktamar Ke-34 NU di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Bandarlampung, Jumat (24/12/2021).  (sumber: Tangkapan layar YouTube TV NU)

BANDARLAMPUNG – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih KH Yahya Cholil Staquf menyebutkan dua agenda besar NU dalam menyongsong abad kedua NU. Hal ini sebagaimana tema muktamar yakni Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia. 

“Sebetulnya yang dimaksud adalah bahwa di dalam menyongsong abad kedua NU, kita menginginkan untuk memancangkan dua agenda besar. Pertama, membangun kemandirian warga. Kedua, meningkatkan peran dalam pergulatan NU untuk mendukung perdamaian dunia,” ujar Gus Yahya dalam acara penutupan Muktamar Ke-34 NU di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Bandarlampung, Jumat (24/12/2021). 

Pada dua agenda besar itu, lanjutnya, NU telah memiliki rintisan-rintisan yang kuat dan sangat berharga. Namun ke depan, hal yang perlu dilakukan adalah menjahit berbagai macam inisiatif yang selama ini sudah dilakukan.

Gus Yahya menyebutkan, NU perlu melakukan pengembangan di bidang ekonomi rakyat, pendidikan, dan layanan-layanan kesehatan. Hal itu harus menjadi suatu agenda nasional yang terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup warga NU secara khusus, dan rakyat banyak pada umumnya. 

Sedangkan pergulatan untuk berkontribusi dalam perdamaian dunia, NU pun telah berhasil melakukan berbagai macam inisiatif yang semakin diapresiasi oleh masyarakat internasional,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.

Kini, NU perlu melakukan akselerasi lebih jauh sekaligus menjalin sinergi dengan inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab, menurut Gus Yahya, dalam lanskap dinamika internasional saat ini, tidak ada yang memiliki posisi paling tepat untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia yang melebihi Indonesia.

Muktamar yang dilangsungkan selama dua hari telah usai. Namun, Gus Yahya justru merasa ketagihan karena biasanya NU menggelar muktamar selama tiga hingga empat hari. Singkatnya gelaran muktamar yang singkat itu harus dilakukan lantaran NU ingin menjaga keselamatan warga dari bahaya Covid-19. 

“Semua ini memang harus kita lakukan karena sebagaimana pemerintah dan kalangan masyarakat yang lain, NU jelas-jelas merasa ikut bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan warga dari ancaman pandemi yang sedang melanda,” katanya.

Gus Yahya juga mengungkapkan rasa syukur kepada Allah sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu bagi kelancaran dan kesuksesan Muktamar NU. Di antaranya Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Kapolda Lampung Irjen Hendro Sugiatno, Rektor UIN Raden Intan Moh. Mukri, dan Universitas Lampung Karomani, serta seluruh masyarakat Lampung. 

Ia menegaskan bahwa masyarakat Lampung sudah menyediakan keramahtamahan kepada seluruh tamu yang datang dari seluruh Indonesia di seantero negeri ini. “Semoga ini bukan terakhir kali kami menikmati keramahtamahan Lampung,” harapnya.

Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021–2026 dalam Muktamar Ke-34 NU setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara. (*)

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS