Menilik Adu Kinerja Penyedia Paylater di Indonesia

Yunike Purnama - Kamis, 05 Oktober 2023 16:59
Menilik Adu Kinerja Penyedia Paylater di IndonesiaIlustrasi (sumber: Ist)

BANDARLAMPUNG - Seiring dengan tren penggunaan layanan buy now pay later (BNPL) atau paylater yang terus bertumbuh, para penyedia layanan yang bersangkutan pun telah membukukan kinerja keuangan yang positif walaupun masih ada yang mencatat kerugian.

Berikut ini terangkum pemetaan kinerja penyedia layanan paylater ditinjau dari segi pemerolehan laba bersih, pendapatan, aset, dan ekuitas. Dari masing-masing aspek tersebut, akan dicantumkan tujuh penyedia layanan paylater yang mencatat kinerja terbaik.

Pada 2022, terdapat tujuh perusahaan fintech lending cashloan/paylater yang berhasil mencetak laba bersih. Dalam hal ini, PT Artha Dana Teknologi (Indodana) menempati posisi teratas dengan laba bersih mencapai Rp11,01 miliar, diikuti oleh PT Pendanaan Teknologi Nusa (Pendanaan) yang meraih laba sebesar Rp8,07 miliar.

Selanjutnya, PT Julo Teknologi Finansial (Julo) berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp2,91 miliar, sedangkan PT Stanford Teknologi Indoneia (Pinjam Duit) mengikuti dengan laba bersih sebesar Rp2,77 miliar.

PT Sens Teknologi Indonesia (Indosaku) menempati posisi kelima dengan laba bersih sebanyak Rp2 miliar, dan PT Kuaikuai Tech Indonesia (Pinjam Yuk) berhasil meraup keuntungan sebesar Rp1,38 miliar. Kemudian, PT Digital Micro Indonesia (Dana Bijak) juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp256 juta.

Dari sisi pendapatan, PT FinAccel Digital Indonesia (KrediFazz) berhasil menjadi pemimpin dengan pendapatan terbesar pada tahun 2022, mencapai Rp632,91 miliar. Indodana berada di posisi kedua dengan pendapatan sebesar Rp476,4 miliar.

PT Astra Welab Digital Arta (Maucash) menempati urutan ketiga dengan pendapatan sebesar Rp306,46 miliar, diikuti oleh Julo dengan pendapatan Rp301,99 miliar.

Pinjam Duit berada di posisi berikutnya dengan pendapatan sebesar Rp218,68 miliar, dan PT Mapan Global Reksa (Findaya) mencatatkan pemasukan senilai Rp216,57 miliar.

Sementara itu, PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU) menempati posisi terakhir dengan  pendapatan sebesar Rp141,63 miliar.

Dari segi aset, KrediFazz kembali memuncaki daftar dengan aset terbesar pada tahun 2022 senilai Rp731,77 miliar. Findaya berada di urutan kedua dengan aset sebesar Rp196,32 miliar, sementara Maucash memiliki total aset sebesar Rp163,92 miliar.

Indodana berada di urutan keempat dengan aset senilai Rp94,59 miliar, diikuti oleh Ringan dan Julo masing-masing dengan aset sebesar Rp91,32 miliar dan Rp86,1 miliar. Posisi ketujuh ditempati oleh Pendanaan dengan aset sebesar Rp55,7 miliar.

Beralih ke ekuitas, Findaya menjadi fintech lending cashloan/paylater dengan ekuitas terbesar pada tahun 2022, mencapai Rp146,79 miliar. KrediFazz berada di posisi kedua dengan ekuitas sebesar Rp88,6 miliar, diikuti oleh PT Ringan Teknologi Indonesia (Ringan) dengan ekuitas Rp84,51 miliar, dan Maucash dengan ekuitas Rp57,77 miliar.

Indodana berada di urutan kelima dengan ekuitas senilai Rp42,29 miliar sementara Pendanaan memiliki ekuitas sebanyak Rp39,55 miliar. UKU menempati posisi ketujuh dengan ekuitas sebesar Rp22,51 miliar.(*)

Editor: Redaksi
Tags BNPLBagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS