Mengenal Obi dan Bagaimana Sejarah Penggunaannya
Yunike Purnama - Minggu, 04 Juni 2023 15:17JAKARTA - Dunia fashion terus berkembang dan berubah. Apa yang dianggap trendi di suatu waktu, pada suatu saat bisa berbeda di waktu berikutnya.
Tren fashion bisa berubah dari segi warna, pola, gaya, bahan, dan aksesori. Misalnya, warna-warna yang populer pada suatu musim bisa menjadi tidak populer pada musim berikutnya. Begitu pula dengan gaya pakaian, ada tren yang datang dan pergi dengan cepat.
Namun, tak jarang dunia fashion mengalami siklus di mana tren yang dulunya populer akan kembali menjadi populer setelah beberapa waktu.
Salah satu item fashion jaman dulu yang ngetren di masa modern ini adalah obi.
- Terjun Bebas! Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Minggu, 4 Juni 2023
- BTN dan Polda Bongkar Kejahatan Karyawan Bermodus Bunga Deposito Tinggi
- Tips Download Video Viral di Instagram Reels Tanpa Gunakan Aplikasi Pihak Ketiga
Apa itu Obi?
Obi adalah salah satu elemen penting dalam pakaian tradisional Jepang. Seperti dilansir oleh TrenAsia.com dari laman resmi Japan Avenue pada Sabtu, 3 Juni 2023, Obi adalah sabuk yang berfungsi untuk mengikat dan mempertahankan kimono agar tetap rapih.
Obi memiliki bentuk yang khas dan dapat mencapai panjang sekitar 4 hingga 5 meter, dengan lebar sekitar 10 hingga 30 cm.
Bahan yang digunakan untuk membuat obi juga bervariasi, mulai dari sutra yang halus dan indah hingga kain yang lebih sederhana. Desain dan warna obi juga sangat beragam, dengan pola tradisional Jepang yang mencakup bunga, daun, burung, atau motif lainnya yang terkait dengan alam.
Bagaimana Sejarah Obi?
Masih dilansir dari Japan Avenue, penggunaan obi dalam pakaian tradisional Jepang berasal dari periode Nara (710-794 ) dimana pada masa itu, obi hanyalah seutas tali sederhana yang memungkinkan kosode (pakaian dalam pada masa itu) tetap rapi di tempatnya.
Penggunaan obi berlanjut pada periode Heian (794-1185 M) dimana obi hanya digunakan sebagai tali pinggang untuk mengikat pakaian. Obi pada masa itu relatif tipis dan berfungsi sebagai penahan untuk pakaian longgar.
Pada periode Momoyama (1573-1600), penggunaan obi mulai mengalami perubahan. Bentuk obi menjadi lebih lebar dan dihiasi dengan bordir atau sulaman yang indah. Obi juga mulai menjadi elemen penting dalam pakaian formal dan upacara istana. Hanya orang-orang terpilih yang memiliki akses ke jenis obi yang lebih mewah dan berharga.
Pada periode Edo (1603-1868 M), obi menjadi lebih panjang dan semakin diperhatikan dalam desain dan hiasannya. Obi mulai menjadi simbol status sosial dan pengaruh budaya. Ukuran, jenis kain, dan gaya pengikatan obi juga menunjukkan perbedaan antara kelas sosial. Wanita mulai mengenakan obi yang lebih besar dan lebih rumit saat menghadiri acara-acara penting.
Setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868, pakaian Barat mulai mempengaruhi mode Jepang, dan penggunaan kimono dan obi mulai berkurang. Namun, dalam upaya mempertahankan tradisi dan budaya Jepang, obi tetap digunakan dalam acara-acara formal, upacara pernikahan, dan festival tradisional.
Saat ini, meskipun secara tradisional digunakan dengan kimono, obi juga digunakan dengan berbagai jenis pakaian modern seperti dress atau blus. Hal ini memberikan sentuhan gaya Jepang yang klasik pada pakaian modern. (*)