LPS: Kinerja Positif Industri Jasa Keuangan Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Redaksi - Kamis, 23 Februari 2023 14:06JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatata kinerja positif industri jasa keuangan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian global. Sepanjang tahun 2022, ekonomi nasional tumbuh 5,31%, industri jasa keuangan menjadi salah satu faktor terbesar untuk meredam tekanan tersebut.
"Industri jasa keuangan mampu menunjukkan kinerja positif dan berkontribusi besar, dimana perbankan memiliki permodalan kuat dan likuiditas yang ample di tengah tekanan eksternal tersebut," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam keterangan resmi Rabu, 22 Februari 2023.
Sementara itu, nilai tukar juga menunjukkan perbaikan, Purbaya mengatakan, situasi ini membuat perbankan tanah air masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit serta menjaga permodalan dari ketidakpastian global.
- Investree Tutup Layanan Syariah per Januari 2023
- Harga Minyak Dunia Hari Ini Anjlok ke USD 80,60 per Barel
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Kamis, 23 Februari 2023
Adapun penyaluran kredit nasional tumbuh sebesar 10,53% yoy pada bulan Januari 2023. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sekitar 8,03% yoy pada periode yang sama.
Sedangkan level permodalan bank secara nasional juga sangat tebal, dan berada di angka 25,68% per Desember 2022. Kemudian alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67 31,20%.
Sementara itu, Anggota Komisi XI Indah Kurnia menyampaikan bahwa pihaknya terus mendukung pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, ia menekankan mengenai peningkatan literasi keuangan di masyarakat.
“Kami dari DPR akan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional, salah satu pilar KSSK yang sangat penting adalah LPS, yang di masa pandemi kemarin DPR rapat marathon dengan KSSK, dan fokus kami pertama-tama yang harus kami selamatkan adalah masyarakat yang paling terdampak,"ungkapnya.
"Kemudian, literasi keuangan masyarakat juga harus kita tingkatkan, sebab melindungi masyarakat dari berbagai tawaran investasi fiktif adalah tugas besar kita bersama,” tambahnya.(*)