Layanan Baru Gojek Cari Cuan Gandeng Jasa Keuangan

Yunike Purnama - Kamis, 06 Februari 2020 21:11
Layanan Baru Gojek Cari Cuan Gandeng Jasa KeuanganIlustrasi Layanan Asuransi Digital (sumber: Ist)

Kabarsiger.com, Jakarta - Dua pekan lalu, saya menerima notifikasi yang berisi penawaran asuransi dari Gojek. Intinya, hanya dengan biaya mulai dari Rp 20 ribu per tahun, Gojek akan menjamin perlindungan atas kerusakan pada layar ponsel saya.

Saat itu, saya memang baru mengganti ponsel. Gojek otomatis mengetahuinya, lalu menawarkan produk yang mungkin saya butuhkan.

Gojek masuk ke lini bisnis asuransi melalui GoSure. Produk yang diluncurkan sejak Oktober 2019 lalu itu merupakan hasil kerja sama dengan insurtech PasarPolis. Gojek pun menggunakan basis data 155 juta penggunanya untuk menawarkan aneka polis.

Selain perlindungan atas layer ponsel, GoSure juga menawarkan dua produk asuransi lain, yakni untuk perjalanan, kendaraan bermotor. “Dengan data-data yang dimiliki Gojek, kami coba menawarkan produk yg tepat. Itu inovasi kami,” kata Head of Third Party Platform Gojek Sony Radhityo di Jakarta, Rabu (5/2).

Untuk asuransi perjalanan, manfaat yang ditawarkan mencakup kecelakaan diri, pembatalan perjalanan, keterlambatan penerbangan, kehilangan atau kerusakan bagasi, hingga pembajakan dan teroris. Besaran premi asuransi dan kompensasi akan disesuaikan dengan jarak dan jadwal perjalanan.

Sedangkan, untuk perlindungan kendaraan motor bisa dibeli seharga Rp 50 ribu per tahun, dengan manfaat hingga Rp 2,5 juta.

Nantinya, GoSure akan meluncurkan produk lain, seperti asuransi bencana. “Rencananya kami mau buat satu produk baru per bulan. Salah satunya bencana seperti banjir dan kebakaran. Orang jarang tahu itu,” kata Sony.

CEO PasarPolis Cleosent Randing menambahkan, produk asuransi yang disediakan berfokus pada persoalan yang paling banyak ditemui pengguna, seperti kerusakan layar ponsel. Pengguna bisa mengakses layanan itu lewat GoSure di aplikasi Gojek.

Berdiri pada 2015, PasarPolis merupakan platform agregator produk asuransi dari beberapa perusahaan asuransi. PasarPolis mendapatkan pendanaan seri A dari Gojek, Traveloka, dan Tokopedia pada 2018 lalu. Perusahaan ini juga sudah bekerja sama dengan Gojek meluncurkan GoProteksi, produk asuransi untuk mitra pengemudi pada 2017.

Saat ini, Gojek juga menyediakan asuransi kecelakaan untuk pengemudi dan penumpang GoRide melalui kerja sama dengan Allianz. Selain itu, Jasa Raharja digandeng untuk memberikan jasa asuransi kecelakaan untuk pengemudi dan penumpang GoCar.

Untuk pengemudi dan penumpang GoRide, asuransi kecelakaan diberikan dengan maksimal nilai pertanggungan Rp 5 juta untuk korban luka, dan hingga Rp 50 juta untuk korban cacat permanen atau meninggal dunia. Risiko kehilangan barang juga dijamin dengan nilai pertanggungan maksimal Rp 1 juta.

Sedangkan untuk pengemudi dan penumpang GoCar, jaminan asuransi kecelakaan yang diberikan maksimal Rp 20 juta untuk korban luka, serta Rp 50 juta untuk korban meninggal atau cacat permanen. Ada pula tambahan klaim atas biaya ambulance, hingga pemakaman.

Semua klaim dapat dilakukan melalui aplikasi dengan menyertakan identitas, keterangan polisi, dan serta surat keterangan dari rumah sakit.

Cuan dari Jasa Keuangan

Kedua perusahaan pengembang aplikasi super kini memang bertarung pada lini keuangan. Head of Financial Services Grab Ankur Mehrotra menyebutkan, peluang pasar bisnis keuangan 20 kali lebih besar dibanding layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Sebab, ada sekitar 438 juta orang yang tidak memiliki rekening bank di wilayah cakupan Grab di Asia Tenggara.

Karena itu, menurut dia, peluang pasar bagi penyedia layanan keuangan di regional cukup besar. Apalagi di Indonesia masih banyak penduduk yang belum memperoleh akses ke perbankan ataupun layanan finansial lainnya (Lihat Databoks di bawah).

Tercatat, hingga saat ini Grab telah memiliki lebih dari 168 juta pengunduh aplikasinya di Asia Tenggara. Perusahaan telah memiliki lebih dari 9 juta mitra pengemudi dan merchant di wilayah yang sama. Khusus di Indonesia, Grab memiliki sekitar 5 juta mitra.

Begitu juga Gojek optimistis telah berada di jalur yang tepat untuk mendapat profit dengan diversifikasi usaha yang dilakukan saat ini, termasuk dalam menyediakan jasa keuangan. Hal itu dinyatakan oleh Chief Executive Officer GoPay (CEO) GoPay Aldi Haryopratomo pada DealStreetAsia, Sabtu (18/1).

Khusus di bidang asuransi, keyakinan Gojek didukung oleh hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diterbitkan pada 2017. Di antaranya, Indeks Inklusi Keuangan Indonesia pada sektor asuransi hanya sebesar 12,1%.

Artinya, hampir 90% masyarakat Indonesia belum terjangkau oleh produk asuransi. Padahal, proteksi terhadap suatu potensi kerugian perlu ditanamkan untuk melindungi masyarakat dari risiko terhadap dirinya, harta benda maupun kegiatan usaha. (*)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS