Keuntungan Unilever Turun 19,5 Persen jadi Rp2,8 Triliun Karena Inflasi
Yunike Purnama - Selasa, 25 Juli 2023 05:57JAKARTA – Emiten manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penurunan laba bersih sebesar 19,5% year-on-year (yoy) menjadi Rp2,8 triliun pada semester I-2023 dari Rp3,42 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menjelaskan, penurunan bottom line tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan selama paruh pertama tahun ini sebesar 5,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi Rp20,3 triliun.
“Penurunan penjulanan ini terutama diakibatkan adanya inflasi dan biaya hidup yang berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin, 24 Juli 2023.
Selain itu, Ira menyampaikan bahwa penjualan di pasar domestik mengalami penurunan sebesar 4,3% menjadi Rp19,6 triliun hingga Juni 2023. Sementara nilai ekspor anjlok 23,1% menjadi hanya Rp664,95 miliar.
- Harga Pakan Ternak Tinggi Jadi Penyebab Kenaikan Telur Ayam
- Ada Perubahan Biaya Transaksi Antarbank, BCA Tegaskan Itu Penipuan!
- Langgar Aturan, Barang Impor Senilai Rp12Miliar Dimusnahkan Kemendag
Meskipun demikian, Ira tetap optimistis terhadap pasar Indonesia dalam jangka panjang meskipun terjadi perlambatan konsumsi rumah tangga saat ini. “Oleh karena itu, perseroan akan menerapkan beberapa strategi untuk mempertahankan kinerja bisnisnya.”
Ira menjelaskan bahwa penjualan perusahaan pada kuartal II-2023 masih terdampak oleh tutupnya beberapa pemain B2B dan B2C e-commerce pada akhir tahun sebelumnya. "Efek ini mempengaruhi hasil penjualan kami pada semester I 2023, namun kami memperkirakan dampaknya akan lebih minimal pada semester II-2023," tambahnya.
Dia mengaku pada semester I-2023, UNVR berhasil meningkatkan pangsa pasar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan dukungan dari kategori-kategori utama seperti perawatan mulut, pembersih kulit, saus kedelai, kaldu, pembersih piring, dan deterjen.
Untuk menanggulangi penurunan kinerja, papar Ira, pihaknya akan memperkuat dan memanfaatkan potensi dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portofolio produk ke segmen premium, serta memperkuat posisi di saluran distribusi utama, menerapkan strategi e-everything di seluruh lini bisnis, dan tetap mempertahankan pangsa pasar.
"Kita akan melihat peluang di penentuan harga agar harga kita tidak terlalu tinggi dibandingkan kompetitor,” pungkasnya.(*)