Kenali Modus Deepfake dan Cara Mendeteksinya

Yunike Purnama - Sabtu, 18 Februari 2023 05:54
Kenali Modus Deepfake dan Cara MendeteksinyaDeepfake menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk membuat sosok yang sangat mirip dengan orang lain dalam video dan media digital lainnya (sumber: NYTimes.com)

BANDAR LAMPUNG - Deepfake menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk membuat sosok yang sangat mirip dengan orang lain dalam video dan media digital lainnya. Ada kekhawatiran bahwa teknologi deepfake dapat digunakan untuk membuat berita palsu dan video palsu yang menyesatkan banyak orang.

Kemajuan teknologi tampaknya semakin canggih dalam mensimulasikan berbagai hal. Bahkan, film yang sering kita tonton juga sangat bergantung pada set untuk membuat pemandangan dan karakter yang menakjubkan.

Baru-baru ini teknologi deepfake juga cukup membuat banyak orang khawatir. Seperti yang dilansir dari laman Variety, aktor Keanu Reeves bahkan mengalami ketakutan dalam hal akting dan teknologi deepfake.

Apa Itu Deepfake

Seperti yang dilansir dari laman Insider, deepfake adalah berasal berasal dari teknologi dasar "deep learning", yang merupakan salah satu bentuk kecerdasan buatan atau AI. Algoritma deep learning yang mengajarkan diri mereka sendiri cara memecahkan masalah ketika diberi set data besar, digunakan untuk menukar wajah dalam video dan konten digital untuk membuat konten palsu menjadi terlihat realistis.

Ada beberapa metode untuk membuat deepfake, tetapi yang paling umum bergantung pada penggunaan jaringan neural dalam yang melibatkan autoencoder yang menggunakan teknik pertukaran wajah.

Pembuat video deepfake membutuhkan video target untuk digunakan sebagai dasar deepfake lalu mengumpulkan berbagai klip video dari orang yang ingin Anda masukkan ke dalam target.

Saat ini ternyata sudah banyak konten deepfake. Jadi, ada baiknya jika Anda mulai mengetahui cara mendeteksi deepfake agar tidak mudah terkena informasi atau berita palsu atau hoax. Berikut caranya.

Deepfake saat ini mengalami masalah dalam menganimasikan wajah secara realistis, dan hasilnya adalah video di mana subjek tidak pernah berkedip, atau berkedip terlalu sering atau tidak wajar.

Cari masalah atau ketidaksempurnaan pada kulit atau rambut, atau wajah yang tampak lebih buram daripada lingkungan tempat mereka ditempatkan. Fokusnya mungkin terlihat lembut secara tidak wajar.

Algoritma deepfake akan mempertahankan pencahayaan klip yang digunakan sebagai model untuk video palsu. Jadi, pencahayaannya sering terlihat tidak alami.

Audio deepfake mungkin tidak tampak cocok dengan orang yang menyuarakannya di video, terutama jika videonya dipalsukan tapi audio aslinya tidak dimanipulasi dengan hati-hati.(*)

Editor: Redaksi
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS