Kementan Ajak Generasi Milenial Jadi Petani

Yunike Purnama - Jumat, 23 September 2022 06:25
Kementan Ajak Generasi Milenial Jadi PetaniIlustrasi petani (sumber: Pexels)

BANDAR LAMPUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap sejumlah tantangan serius untuk mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan di Indonesia.

Selain meningkatnya jumlah penduduk, perubahan iklim serta isu geopolitik, juga minimnya regenerasi petani.

Maklum, sejauh ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh orang tua yang usianya di atas 45 tahun dengan menjalankan usaha tani secara konvensional dan sangat dipengaruhi situasi iklim.

Repotnya, generasi muda Indonesia belum benar-benar tertarik untuk menggeluti sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketersediaan produk pangan pokok.

"Petani di kita ada 33 juta lebih, 70 persen di antaranya berusia lebih dari 45 tahun atau disebut petani kolonial,” tutur Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi dikutip Jumat, 23 September 2022.

Sementara hanya 29 persen petani yang umurnya masih muda alias milenial. Minat generasi muda di bidang pertanian, kata Dedi, cenderung mengalami penurunan dan lebih banyak yang memilih bekerja di kota seperti sektor industri, jasa, dan lainnya.

"Untuk mengatasi persoalan ini kami terus melakukan edukasi kepada anak-anak muda agar tertarik menjadikan petani sebagai profesi. Upayanya bagaimana menjadikan hasil-hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan," ujarnya.

Badan Penyuluhan Pertanian

Ia menambahkan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian juga telah membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir.

Selain itu, menggenjot tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini.

"Dan kami telah mencetak pengusaha pertanian milenial, membuat program Agribisnis Smart Farming dengan penerapan teknologi pertanian yang berorientasi agribisnis oleh wirausahawan muda," kata dia.

Mereka juga diberikan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta untuk membentuk kemitraan usaha agribisnis modern.

"Kami berharap ke depan lebih banyak lagi pemuda-pemuda terdidik yang menjadi pelopor dalam usaha pertanian," pungkasnya. (*)

Editor: Yunike Purnama
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS