Kedelai Mahal, Produsen Tempe Keluhkan Penurunan Omzet

Eva Pardiana - Kamis, 01 September 2022 18:53
Kedelai Mahal, Produsen Tempe Keluhkan Penurunan OmzetProdusen tempe di Jalan Pulau Ternate, Gang Lobak Jagabaya II, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung. (sumber: M. Iqbal Pratama/Kabar Siger)

BANDAR LAMPUNG – Produsen tempe di Kota Bandar Lampung mengeluhkan tingginya harga kedelai impor yang merupakan bahan baku utama pembuatan tempe.

Harga kedelai impor saat ini yang naik hingga dua kali lipat dari harga normal membuat para pengrajin tempe mengeluh atas turunnya omzet yang mereka dapat.

"Harga normal kedelai sebenarnya sekitar Rp6.200 sampai Rp6.400 per kg tapi sekarang ini naiknya sampai Rp12.700 per kg, belum ada penurunan sampai saat ini," kata Sarindi salah satu pengrajin tempe di Jalan Pulau Ternate, Gang Lobak Jagabaya II, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung pada Kamis, 1 September 2022.

Dia mengatakan, naiknya bahan baku membuat para pengrajin menurunkan volume produksi.

"Tadinya kita pengrajin ini paling dikit 150 kg bahkan bisa lebih kalau pasaran rame, sekarang paling 100 kg kadang 90 kg Kecuali saat ada pesanan, kalau ada pesanan itu kita bisa 125 kg sampai 150 kg tapi kan tidak tiap hari kita ada pesanan. Hanya saat ada orang hajatan yang sebagian masih menggunakan tempe saja," ujarnya.

Karena tingginya harga kedelai, produsen menyiasatinya dengan memperkecil ukuran dan menaikan harga tempe.

"Cara mengakalinya paling kita agak kecilin ukuran plastiknya, kemudian sebagian ada yang kita naikin yang tadinya harga Rp2.500 sekarang menjadi Rp4.000 harganya. Untuk harga dipasaran beda lagi bisa Rp5.000 sampai Rp6.000," jelasnya.

Ia berharap harga kedelai bisa segera kembali normal agar mengurangi beban para pengrajin tempe.

"Harapan pengrajin tempe ini kalau bisa di standar-in lagi dari Rp6.500 atau tidak naik-naik nya Rp7.000 gitu. Jadi tidak bikin beban para pengrajin tempe," ucapnya.

"Kadang-kadang pembeli ini enggak tahu, protes saja kenapa ukurannya kecil, padahal dia tidak tahu kita pengrajin ini bahannya naik berapa kali lipatnya, jadi repot kita," imbuhnya.

Sarindi menuturkan, para pengusaha tempe yang terletak di Jagabaya II memperoleh suplai bahan baku dari Bandar Lampung melalui Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti).

"Kita barangnya ngambil dari Bandar Lampung, memang ada semacam kelompok begitu, jadi kadang kita dapat harga subsidi atau bisa lebih murah. Seperti kemarin harga kedelai Rp12.700 per kilogram kalau dari Kopti bisa dengan harga Rp11.900," tutupnya. (IQB)

RELATED NEWS