Jokowi Akui Biden Tak Gubris soal Desakan Gencatan Senjata di Gaza
Yunike Purnama - Senin, 20 November 2023 14:28JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak menanggapi soal desakan gencatan senjata di Gaza. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Jokowi usai keduanya melangsungkan pertemuannya di Gedung Putih, Washington, 13 November 2023.
Jokowi kemudian bertemu lagi dengan Biden dalam Forum APEC di San Fransisco. Dalam kedua kesempatan itu, Presiden menyampaikan gencatan senjata harus dilakukan. “Saya menyampaikan secara langsung pentingnya kekejaman di Gaza dihentikan dan gencatan senjata segera dilakukan,” kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma usai melepas bantuan ke Palestina, Senin 20 November 2023.
Presiden juga meminta agar perang dihentikan serta bantuan kemanusiaan menuju Gaza dipermudah. Jokowi mengakui Biden tak menanggapi langsung dua kali desakannya tersebut saat bertemu.
Meski begitu, Presiden yakin permintaannya soal gencatan senjata bakal menjadi pertimbangan Negeri Paman Sam untuk merespons persoalan di Palestina. “Mungkin masih ditampung untuk jadi pemikiran. Saya kira dari apa yang kami sampaikan, saya pastikan dicatat dan menjadi catatan,” kata Presiden Jokowi.
Terkait isu konflik tersebut, Biden menyebut tindakan Israel tersebut merupakan bentuk dari membela diri. Meski begitu, Biden menegaskan pendudukan Gaza akan menjadi kesalahan besar.
Dirinya telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jawaban untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Biden tidak yakin perang akan berakhir sampai solusi dua negara tercapai. “Saya menjelaskan kepada Israel bahwa saya pikir itu adalah kesalahan besar bagi mereka untuk menduduki Gaza,” katanya, dikutip dari Reuters Kamis, 16 November 2023.
Selain itu, Biden telah melakukan segala daya untuk membebaskan sandera yang ditahan kelompok militan Hamas di Gaza. Namun hal itu tidak berarti mengirimkan militer AS. “Saya tidak bermaksud mengirim militer ke sana. Saya tidak berbicara tentang militer,” ujarnya.
Dirinya menyatakan terus menangani masalah ini dan tidak akan berhenti sampai para sandera termasuk seorang anak Amerika berusia tiga tahun dibebaskan. Dalam konflik tersebut, lebih dari 11.000 orang tewas, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, dengan lebih banyak lagi yang tertimbun di bawah reruntuhan.
Adapun Israel mengklaim sebanyak 1.200 orang tewas selama insiden tersebut. Konflik bermula ketika Hamas menyerbu ke Israel pada 7 Oktober 2023 dan dibalas dengan serangan bertubi-tubi ke Gaza.(*)