JAKARTA - Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pasar modal Indonesia menyusut 12,24% selama sepekan. Padahal jam perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah kembali normal pascapandemi COVID-19.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan bahwa jam perdagangan bursa tidak berpengaruh besar pada melemahnya transaksi di pasar modal nasional.

“Jam dagang tidak berpegaruh besar, karena ini hanya normalisasi seperti sebelum pandemi dan transaksi memang ramai di awal dan akhir perdagangan,” ujarnya dikutip dari TrenAsia jaringan Kabarsiger pada Selasa, 20 Juni 2023.

• Nilai Transaksi Pasar Modal Lesu, BEI Masih Optimistis Ada Aliran Dana Asing Rp17,75 T
• Geliat Ekspor Industri Kendaraan Cerah, Astra (ASII) Raup Berkahnya
• Menkeu Lanjutkan Pembebasan PPN untuk Rumah Subsidi, Ini Syaratnya!

Menurutnya, pelemahan RNTH akibat sikap wait and see investor dalam negeri terhadap kondisi makroekonomi. Kendati begitu, Irvan optimistis masih terbuka peluang besar masuknya investasi asing ke Indonesia.

“Masih ada keyakinan investasi dari asing dengan inflow pasar saham sebesar Rp17,75 triliun,” paparnya.

Strategi Dongkrak Transaksi

Sementara itu, Irvan memastikan pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai transaksi pasar modal dengan berbagai strategi, di antaranya menggelar sosialisasi dan edukasi ke investor dan masyarakat bersama-sama dengan pelaku pasar.

Tak hanya itu, Irvan menyampaikan bahwa BEI turut aktif mengundang perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal ini dibuktikan dengan adanya 41 perusahaan yang berada pada pipeline IPO BEI dan berpotensi terus bertambah.

“Kami juga gencarkan awareness produk baru, seperti structured warrant dan rencana launching SSF pada kuartal ketiga tahun ini,” pungkasnya.

Melansir keterbukaan informasi, RNTH di BEI pada pekan lalu, 12 – 16 Juni 2023 hanya sebesar Rp9,97 triliun atau anjlok 12,24% dibandingkan dengan sepekan sebelumnya dengan rata-rata nilai transaksi sebanyak Rp11,36 triliun per hari.(*)