IPO GoTo Diperkirakan Ditunda Tahun Depan
Eva Pardiana - Rabu, 27 Oktober 2021 21:18JAKARTA – Penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) entitas gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo diperkirakan ditunda hingga tahun 2022. Perusahaan raksasa teknologi ini diketahui belum menyerahkan dokumen perihal IPO ke Bursa.
“Berkaitan dengan GoTo, kami tidak berwenang untuk menjawab pertanyaan tersebut karena perusahaan tersebut belum submit dokumen ke Bursa,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna dikutip Rabu (27/10/2021).
Tertundanya IPO GoTo disinyalir karena padatnya pipeline penggalangan dana pada tahun ini. Belum lagi Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang Penerapan Klasifikasi Saham Dengan Hak Suara Multipel (SHMS) yang tak kunjung rampung.
- Semangat Kolaborasi, KMB Luncurkan 22 Media di Seluruh Indonesia
- Wapres: ISEF 2021 Peluang Indonesia Berperan Menjadi Produsen Halal Dunia
- Wamen BUMN dan Gubernur Groundbreaking Bakauheni Harbour City Lampung
Selain itu, target IPO GoTo juga terbilang fantantis. Sedangkan, tahun ini sudah ada PT Bukalapak.com (BUKA) yang telah menembus rekor IPO terbesar dengan nilai Rp21,9 triliun, yang mana rekor tersebut diperkirakan bakal ditembus kembali oleh kehadiran PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) yang akan segera go public dengan target pendanaan hingga Rp24,9 triliun.
Pada prinsipnya, kata Nyoman, BEI menyambut baik setiap pihak yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal. Keputusan untuk melakukan fund raising tentunya diserahkan kepada masing-masing perusahaan.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan BEI sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia dengan menjadi Bursa yang adaptif dan kompetitif,” imbuhnya.
Ia mengaku, pihaknya juga telah melakukan berbagai terobosan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah perusahaan tercatat, mulai dari penyediaan infrastruktur peraturan, pengembangan fitur-fitur tambahan notasi khusus maupun klasifikasi emiten.
Dengan berbagai inisiatif itu, ia Nyoman berharap dapat memberikan nilai strategis bagi perusahaan yang akan melakukan pendanaan di pasar modal Indonesia, sekaligus turut menarik potensi masuknya pendanaan dari investor global. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 27 Oct 2021