Ini Dia Sosok Dibalik Garis Wallace

Redaksi - Rabu, 02 Agustus 2023 16:55
Ini Dia Sosok Dibalik Garis WallaceWallace (sumber: Wikipedia)

JAKARTA -  Selalu menarik memahami lebih dalam tentang Garis Wallace, sebuah garis evolusi raksasa yang memisahkan geografi hewan Asia dan Australasia. Lalu siapakah sosok di balik temuan Garis Wallace tersebut?

Adalah Alfred Russel Wallace, sosok naturalis asal Inggris yang meneliti flora dan fauna di Indonesia pada awal abad ke-19. Alfred juga dikenal sebagai pencetus Teori Evolusi lewat seleksi alam. Wallace kerap melakukan penelitian lapangan, seperti di Sungai Amazon dan Kepulauan Melayu (Nusantara). 

Ketika sedang meneliti di Indonesia, Wallace mengidentifikasi pembagian fauna yang sekarang dikenal sebagai Garis Wallace. 
Penelitian Wallace itu sekaligus menjawab teka-teki garis evolusi raksasa wilayah Indonesia yang telah dipecahkan lebih dari 160 tahun setelah batas itu pertama kali dibuat. 

Perbatasan itu dikenal sebagai Garis Wallace adalah penghalang biogeografis yang pertama kali dipetakan pada tahun 1863 oleh naturalis dan penjelajah Inggris Alfred Russel Wallace. Sosok  yang terkenal mengusulkan teori evolusi melalui seleksi alam pada waktu yang sama dengan Charles Darwin.

Diketahui, Alfred Russel Wallace lahir pada 8 Januari 1823, di Desa Llanbadoc, Wales. Alfred merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan suami istri Thomas Vere Wallace dan Mary Anne Greenel. Ayahnya, Thomas, adalah seorang sarjana hukum, sedangkan sang ibu berasal dari keluarga Inggris kelas menengah di Hertford, London. 

Saat Alfred berusia lima tahun, keluarganya berpindah ke Hertford. Alfred ketika itu mengenyam pendidikan di Hertford Grammar School. Karena keluarganya terlibat masalah keuangan pada 1836, saat berusia 14 tahun Alfred terpaksa harus putus sekolah. 

Alfred Pindah ke London

Alfred kemudian pindah ke London dan tinggal bersama kakaknya, John, yang saat itu sedang bekerja paruh waktu. Dirinya sering menghadiri berbagai acara ceramah dan membaca buku-buku yang ada di London Mechanics Institute. Cukup selama satu tahun kemudian, 1837, Alfred meninggalkan London untuk bekerja bersama kakaknya William sebagai pekerja magang selama enam tahun. 

Hanya saja, antara tahun 1840-1843, bisnis William mulai mengalami penurunan sehingga Alfred terpaksa berhenti bekerja. Alfred kemudian dipekerjakan di Sekolah Tinggi di Leicester sebagai pengajar menggambar, membuat peta, dan melakukan survei. 

Alfred ketika itu melakukan perjalanan melintasi Kepulauan Melayu. Rangkaian lebih dari 25.000 pulau antara Asia Tenggara dan Australia, yang mencakup negara-negara modern seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Singapura. Wallace memperhatikan bahwa spesies yang ditemuinya berubah drastis melewati titik tertentu. 

Titik ini kemudian menjadi dikenal dengan sebutan batas Garis Wallace, dimana sebagian dari garis telah digambar ulang untuk mencerminkan temuan terbaru di wilayah tersebut.

Di sisi garis Asia, makhluk-makhluk itu secara eksklusif berasal dari Asia. Namun di sisi perbatasan Australia, hewan adalah campuran keturunan Asia dan Australia. Selama lebih dari seabad, distribusi asimetris spesies melintasi Garis Wallace memperdaya para ahli ekologi. Terjadi sesuatu yang memungkinkan spesies Asia bergerak ke satu arah tetapi mencegah spesies Australia bergerak ke arah sebaliknya, tetapi tidak jelas apa itu.

Perubahan Iklim

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sebuah teori baru telah muncul.  Para peneliti sekarang percaya bahwa distribusi spesies yang tidak merata melintasi Garis Wallace disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim akibat aktivitas tektonik sekitar 35 juta tahun yang lalu. Ketika Australia memisahkan diri dari Antartika dan menabrak Asia yang kemudian melahirkan Kepulauan Melayu.

Dalam studi baru, yang diterbitkan 6 Juli di jurnal Science, para peneliti menggunakan model komputer untuk mensimulasikan bagaimana hewan dipengaruhi oleh efek iklim yang dipicu oleh tumbukan benua. Model memperhitungkan kemampuan penyebaran, preferensi ekologis, dan keterkaitan evolusi lebih dari 20.000 spesies yang ditemukan di kedua sisi Garis Wallace. Hasil menunjukkan spesies Asia jauh lebih cocok untuk hidup di Kepulauan Melayu pada saat itu.

"Ketika Australia menjauh dari Antartika, itu membuka area laut dalam yang mengelilingi Antartika yang sekarang menjadi tempat Antarctic Circumpolar Current (ACC) berada," kata pemimpin penulis studi Alex Skeels, seorang ahli biologi evolusi di Universitas Nasional Australia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari beberapa jurnal dan media. 

Penghargaan, Penghormatan Alfred Wallace

  • Menjabat sebagai ketua divisi antropologi dari British Association pada tahun 1866.
  • Menjadi presiden Entomological Society of London pada tahun 1870.
  • Terpilih sebagai ketua divisi biologi dari British Association pada tahun 1876.
  • Terpilih sebagai anggota dari Royal Society pada tahun 1893.
  • Diajukan sebagai pemimpin Kongres Spiritualis Internasional dalam pertemuan di London pada tahun 1898.
  • Pada tahun 1928, sebuah rumah di Richard Hale School (kemudian disebut Hertford Grammar School) menggunakan nama Wallace.[174][175] Wallace merupakan siswa Richard Hale antara tahun 1828–1836.
  • Ruang-ruang kuliah di universitas Cardiff dan Swansea menggunakan nama Wallace.
  • Kawah di Mars dan Bulan menggunakan namanya.
  • Pada tahun 1986 Royal Entomological Society of London mengangkat suatu ekspedisi selama setahun ke Taman Nasional Dumoga-Bone di Sulawesi Utara dengan nama "Project Wallace".
  • Sekelompok pulau di Indonesia dikenal sebagai kawasan biogeografis Wallacea untuk menghormati Wallace, dan Operation Wallacea (dinamakan dari kawasan tersebut) memberikan penghargaan "Alfred Russel Wallace Grants" bagi para mahasiswa program sarjana ekologi.

Sumber: Berbagai sumber

Editor: Redaksi

RELATED NEWS