INFO BUKU: Uskup Wilhelmus van Bekkum dan De’re’ Serani
redaksi - Sabtu, 08 Mei 2021 20:14Oleh Bonefasius Jehandut*
GEREJA semakin sadar bahwa pewartaannya harus membudaya dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat setempat.Gereja merasa sebagai suatu keharusan untuk meresapkan iman kristiani ke dalam hidup dan kebudayaan para bangsa.
Lewat peresapan itu, iman kristiani harus sekaligus menerangi dan mengungkapkan nilai-nilai luhur yang ada dalam kebudayaan para bangsa lengkap dengan segala warisan kulturalnya serta polesan psikologisnya. Gereja sungguh mendambakan suatu liturgi yang mampu menangapi kebutuhan-kebutuhan para bangsa.
Gereja Katolik Mangggarai sejak awal karya pewartaannya, terutama pada masa kepemimpinan Uskup Wilhelmus van Bekkum, telah berusaha mengakarkan diri pada kebudayaan setempat. Para pewarta tertahbis tak canggung terjun ke tengah masyarakat Manggarai, belajar bahasa dan melihat hal-hal positif dari budaya,seni tari, seni musik dan hidup religius asli yang dihayati.Inkulturasi!
Melalui buku 'Uskup Wilhelmus van Bekkum & De’re’ Serani" saya selaku penulis menguraikan riwayat misi di tanah Manggarai - Flores, sejak misi pertama hingga munculnya De’re’ Serani.
Buku ini memaparkan karya-karya Uskup Wilhelmus van Bekkum di wilayah misi di Manggarai yang belum banyak diungkapkan kepada banyak orang Manggarai dan Flores pada umumnya, terutama generasi muda.
Satu hal khusus yang diangkat dalam buku ini adala soal kerja keras uskup van Bekkum memasukkan kebudayaan Manggarai dalam liturgi gereja Katolik. Alhasil muncullah De’re’ Serani,sebuah kumpulan lagu untuk liturgi dalam bahasa Mangggarai.
Upaya inkulturasi menjadi suatu ‘gerakan istimewa’ karena dilakukan sebelum konsili Vatikan II yang menandai keterbukaan Gereja Katolki bagi daerah-daerah misi dalam hal inkulturasi. (*)