Inflasi Lampung Oktober 2025 Naik, Namun Masih Lebih Rendah dari Nasional

Yunike Purnama - Rabu, 05 November 2025 05:47
Inflasi Lampung Oktober 2025 Naik, Namun Masih Lebih Rendah dari NasionalIlustrasi emas batangan salah satu pemicu naiknya inflasi. (sumber: Ist)

BANDARLAMPUNG - Provinsi Lampung mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,23% (mtm) pada Oktober 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan September 2025 yang tercatat 0,16% (mtm).

Meski meningkat, laju inflasi daerah tersebut masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 0,28% (mtm). Namun demikian, capaian ini lebih tinggi dari rata-rata inflasi Oktober dalam tiga tahun terakhir yang hanya 0,01% (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung mengatakan bahwa secara tahunan, inflasi Lampung pada Oktober 2025 mencapai 1,20% (yoy) atau naik dibandingkan September 2025 sebesar 1,17% (yoy). “Namun tingkat inflasi tersebut tetap lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 2,86% (yoy),” ujarnya.

Emas dan Komoditas Pangan Dorong Inflasi

Kenaikan inflasi pada Oktober terutama didorong oleh naiknya harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain:

Komoditas Andil (mtm)

Emas perhiasan 0,14%
Daging ayam ras 0,05%
Telur ayam ras 0,05%
Cabai merah 0,05%

Harga emas perhiasan meningkat seiring lonjakan harga emas dunia akibat ketidakpastian geopolitik global. Sementara kenaikan harga daging dan telur ayam ras terjadi karena berkurangnya pasokan DOC (day old chicks) dan penurunan produktivitas imbas cuaca. Adapun kenaikan harga cabai merah dipengaruhi merosotnya hasil panen di sejumlah sentra produksi.

Penurunan Harga Beberapa Komoditas Tahan Laju Inflasi

Di sisi lain, inflasi lebih tinggi pada Oktober tertahan oleh penurunan harga:

Komoditas Andil (mtm)

Bawang merah -0,15%
Tomat -0,03%
Cabai rawit -0,04%
Gula pasir -0,02%

Harga bawang merah, tomat, dan cabai rawit turun seiring masuknya masa panen, sedangkan penurunan harga gula pasir didukung perbaikan produksi tebu domestik yang menjaga stok tetap aman.

Inflasi Diprakirakan Tetap Terkendali

Ke depan, BI Lampung memperkirakan inflasi tetap berada pada rentang sasaran 2,5±1% (yoy) sepanjang 2025. Meski demikian, sejumlah risiko tetap perlu diantisipasi, antara lain,  Inflasi Inti (Core Inflation) akibat meningkatnya permintaan saat kenaikan UMP 6,5% yang dilakukan bertahap serta momen HBKN Natal dan Tahun Baru.

Kenaikan harga emas dunia di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan ekonomi global. Volatile Food, termasuk potensi kenaikan harga beras usai panen gadu berakhir dan mendekati puncak musim tanam.

Peningkatan harga pangan strategis menyambut libur akhir tahun. Administered Price terkait kenaikan harga minyak dunia akibat gangguan pasokan global.

Untuk menjaga stabilitas harga, Bank Indonesia bersama TPID Lampung akan terus memperkuat strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan termasuk perluasan Toko Pengendalian Inflasi, Kelancaran Distribusi
dan Komunikasi Efektif. (*)

Tags BIInflasi LampungBagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS