Ilmuwan Sebut Afrika akan Terbelah Dua

Yunike Purnama - Senin, 10 Juli 2023 10:09
Ilmuwan Sebut Afrika akan Terbelah Dua (sumber: null)

AFRIKA - Sebuah retakan muncul di bagian tenggara benua Afrika. Para ilmuwan menyebutkan benua ini akan terbelah menjadi dua dan membentuk samudera baru di Bumi. Retakan tersebut memiliki panjang hingga 3.218 kilometer dan bertambah satu inci setiap tahunnya.

Mengutip Daily Mail, retakan yang disebut East African Rift System (EARS) ini membentang dari Ethiopia, Somalia, Kenya, Tanzania, hingga Mozambik. EARS sendiri terbentuk sudah dari 22 juta tahun yang lalu. Retakan tersebut mulai menunjukkan aktivitasnya dalam beberapa dekade ini dengan munculnya retakan di sepanjang gurun Ethiopia pada tahun 2005 dan melebar dengan kecepatan satu inci per tahun.

Ilmuwan menyebutkan peristiwa ini adalah hasil dari dua lempeng tektonik yang bergerak menjauh satu sama lain, tetapi mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami pada saat itu. Sebuah studi pada bulan Juni menyebutkan retakan ini terjadi karena pelepasan besar-besaran batuan super panas yang muncul dari inti planet dan menimbulkan keretakan.

Ilmuwan memperkirakan terbelahnya benua hitam ini akan terjadi setidaknya lima juta tahun lagi. Dan ketika peristiwa itu terjadi, Somalia dan setengah dari Ethiopia, Kenya, dan Tanzania akan membentuk pulau baru.

Terus Berlanjut

Mengutip wawancara yang dilakukan oleh Daily Mail, seorang profesor dari University of California, Ken Macdonald mengatakan bahwa apa yang kita tidak tahu adalah apakah keretakan ini akan berlanjut. "Dengan kecepatan saat ini untuk akhirnya membuka cekungan samudra, atau mungkinkah lebih cepat? Atau mungkin macet, seperti yang terjadi di Atlantik sebelum mulai menyebar di dasar laut yang sebenarnya?” ujarnya.

Macdonald menyebutkan, dengan kecepatan retakan seperti sekarang ini, laut seukuran Laut Merah saat ini, dapat terbentuk dalam waktu sekitar 20-30 juta tahun. Macdonald mengatakan dia yakin EARS akan menyebabkan lebih banyak retakan di masa depan.

Retakan baru-baru ini yang terjadi pada tahun 2018 silam saat ini menjadi perdebatan di kalangan komunitas ilmiah, karena beberapa percaya pemisahan terjadi secara langsung, sementara yang lainnya menyebutkan hal seperti itu tidak mungkin terjadi.

Penduduk setempat seperti yang diberitakan oleh Daily Mail menyebutkan bahwa retakan ini terjadi secara cepat dan tiba-tiba. Hal tersebut didukung dengan beberapa laporan yang menyebutkan merasakan tanah seperti bergetar.(*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS