IdFintechScore Langkah Mitigasi Kredit Macet Fintech
Yunike Purnama - Kamis, 15 Desember 2022 15:42JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menjalin kemitraan dengan PT Pefindo Biro Kredit untuk meluncurkan IdFintechScore, produk penilaian kredit untuk memperkuat mitigasi risiko kredit di sektor konsumtif pada industri fintech lending.
Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi mengatakan, keberadaan IdFintechScore diharapkan memperkuat industri fintech lending dari kredit macet, dimana saat ini AFPI juga sudah memiliki Fintech Data Center (FDC).
"Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pinjaman khususnya kepada peminjam yang memiliki penilaian kredit yang baik,” kata Adrian dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 15 Desember 2022.
- Pemkot Usulkan 6.000 Tenaga Honorer Menjadi PPPK
- Langsung Praktik, Prodi Akuntansi IIB Darmajaya Hadirkan Praktisi Sekuritas
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian pada Kamis, 15 Desember 2022
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit IdScore, Yohanes Arts Abimanyu mengatakan, fintech di sektor konsumtif saat ini bisa membidik peluang penyaluran pinjaman yang lebih tinggi dengan memanfaatkan credit scoring yang didesain khusus sesuai karakteristik bisnis.
"Hasil analisa akan lebih spesifik, akurat dan tajam guna menjaga kualitas portfolio pinjaman sekaligus membuka potensi bisnis ke depan," ujarnya.
Menurut Abimanyu, keunggulan produk ini terletak pada penilaian model yang menggunakan parameter dan variabel spesifik untuk mendalami karakter peminjam, seperti payment behaviour, recent over indebtedness dan tingkat utilisasi fasilitas yang dimiliki.
Ia melihat bisnis fintech terutama pada sektor konsumtif memiliki karakteristik yang berbeda dengan pinjaman konvensional di perbankan. Perbedaan itu mencakup sisi fitur, jenis produk, segmen, target pasar dan pengukuran risiko termasuk tingkat kolektibilitas peminjam.
“Untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan credit scoring di lingkungan fintech lending, perlu dilakukan penyesuaian scoring model guna mempertajam akurasi agar hasil analisa sesuai dengan risk appetite, proses bisnis, dan segmen pasar,” pungkasnya. (*)