ICDComm 2024: Dakwah Damai sebagai Pilar Persatuan Bangsa

Eva Pardiana - Rabu, 18 September 2024 22:58
ICDComm 2024: Dakwah Damai sebagai Pilar Persatuan BangsaFakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Raden Intan Lampung menggelar International Conference on Da’wah and Communication (ICDComm) dengan tema "Bridging Culture: Communicating Faiths in a Globalized World" di Ballroom setempat, Rabu (18/9/2024). (sumber: FDIK UIN RIL)

BANDAR LAMPUNG – Dakwah yang sejuk dan damai memiliki peran penting dalam menjaga persatuan bangsa, mencegah perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan agama dan keyakinan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor I UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. Alamsyah, saat membuka International Conference on Dakwah and Communication (ICDComm) 2024 di ballroom UIN Raden Intan, Rabu (18/9/2024).

Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) ini berlangsung selama dua hari, 18-19 September 2024, dan menghadirkan pembicara internasional serta diikuti oleh 70 akademisi dari seluruh Indonesia.

Pada acara pembukaan, hadir Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. Idrus Ruslan, Dekan FDIK Dr. Abdul Syukur, para dekan di lingkungan UIN, serta perwakilan dari Pemerintah Kota Bandar Lampung. Para akademisi akan mempresentasikan hasil penelitian mereka pada Kamis (19/9/2024) di Lamban UIN Raden Intan Lampung.

Setelah pembukaan, enam pemateri dari berbagai negara memberikan materi. Di antaranya, Shu-Fei Chang, Ph.D. (Sophie) dari Ming Chuan University, Taiwan; Prof. Dr. Abdel Naser Mousa A. Abu El Basal dari Yarmouk University, Yordania; Associate Professor Dr. Abdul Latiff Ahmad dari Universiti Kebangsaan Malaysia; Suparto, M.Ed., Ph.D. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. Ali Murtadho, M.Pd. dari UIN Walisongo Semarang; dan Prof. Dr. Mujiburahman dari UIN Antasari, Banjarmasin.

Associate Professor Dr. Abdul Latiff Ahmad menyampaikan pentingnya Collaboration Online International Learning (COIL) yang dapat memperkuat komunikasi antarbangsa dan kemampuan berbahasa asing.

Shu-Fei (Sophie) Chang, Ph.D., Direktur Program Jurnalisme dan Komunikasi dari Ming Chuan University, membahas fenomena cancel culture di industri hiburan dan media sosial. Menurutnya, cancel culture kerap menimpa figur publik yang dinilai tidak berperilaku baik, sehingga kehilangan kepercayaan publik.

Prof. Dr. Ali Murtadho menyampaikan materi tentang isu-isu terkini dalam Konseling Islam, sensitivitas budaya dalam konseling, integrasi prinsip-prinsip Islam dalam praktik konseling, dan pentingnya standar etika dalam konseling Islam. "Kebahagiaan adalah anugerah Allah SWT, namun kebahagiaan juga dapat diciptakan oleh diri sendiri," ujarnya.

Sementara itu, Prof. Mujiburahman mengungkapkan bahwa teknologi memiliki dua keunggulan utama: kecepatan dan kekuatan. “Dengan teknologi, kita dapat mempercepat dan memperkuat perbuatan baik maupun buruk," jelasnya. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki tiga tanggung jawab utama: melakukan literasi media, melakukan penelitian tentang dampak sosial berbagai platform media, serta menciptakan konten bermanfaat yang membawa maslahat bagi masyarakat. Teknologi dan media, menurutnya, tidak boleh menjadi berhala modern.

Untuk melawan konten negatif, Mujiburahman menekankan pentingnya memberikan keterampilan content creation kepada mahasiswa, sehingga mereka dapat menghasilkan konten positif yang mewarnai media sosial. (*)

Editor: Eva Pardiana
Bagikan

RELATED NEWS