Hiswana Migas Lampung Berharap Kenaikan Harga BBM Tidak Signifikan
Eva Pardiana - Selasa, 30 Agustus 2022 08:15BANDAR LAMPUNG – Terkait adanya isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat, Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Provinsi Lampung dan masyarakat Kota Bandar Lampung berharap kenaikan harga tersebut tidak terlalu tinggi.
Ketua Bidang SPBU Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Provinsi Lampung Donny Irawan mengatakan untuk tetap menjaga daya beli masyarakat, sebaiknya kenaikan harga juga dilakukan bertahap.
"Untuk naiknya harga BBM itukan karena aturan perhitungan Pemerintah Pusat. Dan kita tidak bisa melarang naik. Akan tetapi, kita dari Hiswana Migas hanya ingin menyampaikan apabila naik jangan terlalu tinggi dan juga kalo mau naik pun diharapkan bertahap supaya tidak menimbulkan gejolak," ujar Donny saat di hubungi, Senin 29 Agustus 2022.
Selain itu, Donny juga meminta disparitas harga Pertamax dan Pertalite tidak terlalu jauh agar masyarakat tidak berebut jenis BBM yang jauh lebih murah.
- IIB Darmajaya Bersama BNN Lampung Siap Berantas Narkoba di Lingkungan Kampus
- Pemkot Bandar Lampung Data Ulang Pegawai Non-ASN
- Presiden Jokowi Luncurkan KKP Domestik dan QRIS Antarnegara
Hal senada diungkapkan pedagang di Pasar Tugu Bandar Lampung, Andi Saputra. Ia berharap kenaikan harga BBM tidak lebih dari Rp2.000 per liter. Sebab kenaikan harga BBM akan mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan di pasar ikut naik karena biaya pengiriman barang bertambah.
"Untuk kenaikan BBM iya wajar. Tapi, kalau bisa naiknya jangan terlalu tinggi. Kalau naik Rp1.000 atau Rp2.000 enggak masalah. Tapi kalau udah di atas itu berarti keterlaluan dan menyusahkan. Dan kami sebagai pedagang akan terkena dampaknya seperti harga sayuran dan barang pasti naik," ucapnya.
Di tengah masa pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi, Andi berharap pemerintah mempertimbangkan banyak hal sebelum menetapkan kenaikan harga BBM.
" Ya harapannya semoga tidak naik, kalau bisa diturunin. Ibaratkan sekarang ini kita krisis ekonomi, tapi bagaimana lagi keputusan pemerintah begitu, kita sebagai masyarakat cuma bisa mengikuti saja" tandasnya. (IQB)