Google-Microsoft Sibuk Perang AI, Polusi Internet 1,6 Miliar Ton Emisi GRK per Tahun Gimana Kabarnya?
Yunike Purnama - Rabu, 15 Februari 2023 09:28JAKARTA- Internet disebut menyumbang 1,6 ton miliar emisi gas rumah kaca per tahunnya. Namun, jumlah ini diprediksi akan meningkat sejak Google dan Microsoft memulai perang AI pada mesin pencarinya.
Mengutip Wired Senin, 13 Februari 2023, Kecerdasan buatan milik Google dan Open AI yang digandeng Microsoft merupakan operasi pemeliharaan sistem komputer. Sistem ini pada operasionalnya membutuhkan sumber daya yang intensif untuk membantu mesin telusur yang bisa mendapatkan dan mengakses data.
Adapun kekuatan yang digunakan untuk melatih satu kecerdasan buatan dapat memancarkan emisi karbon ratusan ribu pound. Padahal, penggunaan internet sendiri sudah menghasilkan hampir 4% dari emisi gas rumah kaca secara global atau kisaran 1,6 miliar ton.
- Waduh! Tingkat Stress Investor Kripto Indonesia Tertinggi Ketiga pada Tahun 2022
- Tingkatkan Kualitas Pembelajaran, LPM IIB Darmajaya Sosialisasi LMS Dosen KBK
- Cadangan Minyak RI Hanya Cukup Untuk 10 Tahun, SKK Migas Galakkan Ekplorasi
Sebagai gambaran, kekuatan komputasi yang diperlukan menggabungkan AI dengan beban kueri mesin pencari. Tentunya, hal ini dapat meningkatkan jumlah daya komputasi yang diperlukan dari perusahaan seperti Google dan Microsoft hingga 5 kali lipat.
Oleh sebab itu, semakin banyak komputer tersambung, maka jumlah emisi gas rumah kaca akan meningkat.
"Semua masih membutuhkan kekuatan pemrosesan serta penyimpanan dan pencarian yang efisien. Setiap kali kami melihat perubahan langkah dalam pemrosesan online, kami melihat peningkatan signifikan dalam sumber daya dan pendinginan yang dibutuhkan oleh pusat pemrosesan besar," ujar profesor keamanan dunia maya di University of Surrey, Alan Woodward sebagaimana dikutip TrenAsia.com.
Pendiri perusahaan pusat data QScale, Martin Bouchad rupanya mendukung pendapat tersebut. Menurutnya, mesin pencari jenis baru akan membutuhkan lebih banyak pusat data untuk menyimpan data empat atau lima kali lebih banyak daripada biasanya.
Respons Google tentang Emisi Gas Rumah Kaca
Masalah lingkungan bukan satu-satunya kritik yang diterima ChatGPT dan AI Google di masa lalu. Peluncuran Google untuk Bard menuai kritik dari karyawan yang mengatakan produk tersebut "terburu-buru dan gagal".
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Google Jane Park mengatakan bahwa perusahaan akan merilis versi lebih ringan dari Bard yang butuh lebih sedikit daya komputansi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Ia menambahkan, perusahaan telah menerbitkan penelitian dan merinci biaya energi model bahasa canggih yang dimilikinya, termasuk LaMDA.
"Temuan kami menunjukkan bahwa menggabungkan model, prosesor, dan pusat data yang efisien dengan sumber energi bersih dapat mengurangi jejak karbon sistem ML sebanyak 1.000 kali," kata Park.(*)