Ciptakan Sinergi Manfaat Berkelanjutan dalam Program Kemitraan GGF

Yunike Purnama - Sabtu, 22 Agustus 2020 12:29
Ciptakan Sinergi Manfaat Berkelanjutan dalam Program Kemitraan GGFPeran GGF bangun ekonomi masyarakat melalui program kemitraan (sumber: Dok.GGF )

Kabarsiger.com, Bandar Lampung - Kemitraan pada hakikatnya adalah kerja sama keterkaitan usaha yang berlandaskan saling memerlukan, saling percaya, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.

Hal inilah yang dilakukan Great Giant Foods (GGF) melalui program Creating Share Value (CSV) dengan komitmen membangun sosial ekonomi masyarakat melalui program kemitraan.

Junior Manager Sustainability GGF Gilang M Nugraha memaparkan hal ini sejalan dengan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sustainability. Pelaksanaan CSR Sustainability menciptakan sinergisitas manfaat melalui program kemitraan dalam hal ini CSV dengan memberikan hasil yang lebih maksimal untuk masyarakat, perusahaan dan stakeholder, hingga ke konsumen.

Dalam program kemitraan CSV yakni menyinergikan antara corporate asset dan capability yang dimiliki GGF dengan social need atau kebutuhan sosial setiap mitra dan business opportunity atau peluang bisnis yang bisa dimaksimalkan.

"Penerapan CSR GGF bukan seperti model filantropi yang hanya memberikan donasi tanpa mengukur manfaat yang diberikan ke masyarakat. Dengan program CSV GGF, kami memiliki visi untuk menciptakan sinergi pengembangan bisnis dengan tiga pilar Great World, Great Lives, dan Great People," ujar Gilang saat Webinar GGF Series 2 pada Rabu (12/8/2020).

Lokasi GGF yang dikelilingi 50 desa menjadi peluang memaksimalkan program CSV. Untuk saat ini sudah ada 450 mitra petani buah di Lampung, tersebar di daerah Tanggamus, Lampung Timur, dan Lampung Barat.

Produk yang dihasilkan seperti pisang cavandish, nanas honi, pepaya california, jeruk baby, jeruk lemon, dan masih banyak lainnya dengan merek Sunpride. Para petani ini berhasil membudidayakan buah dengan kualitas layak ekspor dan sesuai permintaan pasar.

"Dari adanya pendampingan budi daya buah yang tepat dan sesuai permintaan pasar, petani bahkan mampu menghasilkan buah dengan kualitas ekspor. Hasilnya pendapatan petani dapat meningkat empat kali lipat. Selain itu, untuk pengembangannya dalam poin business opportunity manfaat yang didapatkan petani mudah mengakses pembiayaan dengan perbankan," ujar Gilang.

Head of Local Sourcing PT Sewu Segar Nusantara (SSN) bagian dari perusahaan GGF, Vera Monica, menambahkan dengan adanya program CSV berkerja sama dengan petani membuat layanan supply menjadi lancar dan menjangkau peluang pasar baik pasar modern, pasar tradisional, hingga pangsa pasar ekspor dengan harga bersaing.

"Adanya program CSV pemanfaatan Corporate Asset and Capability GGF juga dapat semakin maksimal. Para mitra diberikan mampu menembus akses global dalam penjualan, kemampuan hubungan petani dan bank semakin membaik, hingga kesempatan mendapat income lebih baik dengan peningkatan produktivitas dengan kualitas jauh lebih baik," ujar Vera.

Selanjutnya, program CSV juga dilakukan untuk peternak sapi tergabung dalam perusahaan Great Giant Livestock (GGL) yang masih bagian dari GGF. Program kemitraan GGL fokus pada penggemukan sapi, dengan pendampingan pemberian pakan yang tepat, vitamin, dan antibiotik sehingga menghasilkan sapi yang sehat, bobot ideal, hingga layak ekspor.

Mitra Corporate Shared Value Sapi Swadana GGLC yang juga Ketua Kelompok Limousin Astamulyo Punggur, Sarjono, memaparkan saat ini sudah ada 150 peternak sapi yang tergabung dalam kelompok Limousin Astamulyo.

Ia mengakui mekanisme kemitraan yang diberikan GGL dengan konsep simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan, baik untuk sisi peternak dan perusahaan.

GGL memberikan kerja sama akses modal, manajemen pakan dengan pendampingan program penggemukan sapi selama empat sampai lima bulan, mulai dari campuran pakan yang tepat, pemberian obat seperti vitamin dan antibiotik, hingga pemasaran dan tenaga ahli lapangan.

"Hasilnya dari pendampingan yang diberikan GGL, sapi-sapi kami bobotnya berhasil naik sekitar 0,8 hingga 1 kg per hari," cerita Sarjono.

Manfaat dari program kemitraan para peternak juga mendapatkan kemudahan pembiayaan di perbankan, dengan berhasil membangun posisi tawar yang tinggi karena peternak sapi binaan GGL yang sudah memiliki standar yang baik.

Sarjono melanjutkan, "Dari program kemitraan ini kami belajar dari GGF bagaimana menciptakan sinergi bersama menjadi inspirasi bermanfaat untuk banyak orang. Karena berbisnis bukan hanya urusan dunia tetapi juga dengan Tuhan, kami benar-benar merasakan keajaiban berbagi dan manfaat menjaga alam."

Kemudian tidak hanya memaksimalkan program CSV, dalam penerapan poin Great World GGF melakukan Sustainable Integrated Farming Model. Pengertian secara sederhana dalam proses produksi buah ataupun penggemukan sapi tidak ada limbah terbuang, semua kembali diproses menjadi sesuatu yang bermanfaat dan kembali ke alam.

Seperti dalam produksi buah pisang yang pasti ada buah reject atau tidak layak jual. Dalam hal ini, GGF membangun ekosistem komunitas UMKM dengan menggandeng karyawan ataupun masyarakat sekitar. Hal ini dengan tujuan agar mampu membangun kemandirian ekonomi masyarakat.

Untuk memanfaatkan buah tidak layak jual biasnya dijadikan selai pisang, keripik pisang, dan produk lainnya yang bisa menjadi produk oleh-oleh yang memiliki nilai jual. Untuk limbah dari panen biasanya diubah menjadi pakan ikan, sehingga tidak menjadi sampah yang menumpuk dan mengotori alam.

Tidak hanya limbah dari hasil produksi buah, dalam program penggemukan sapi para peternak juga diberi edukasi dengan mengubah kotoran sapi diubah menjadi biogas yang digunakan sebagai alternatif bahan bakar seperti gas elpiji. Secara langsung para peternak dapat mengurangi pengeluaran untuk pembelian gas, karena sudah mampu menghasilkan biogas sendiri. (KE)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS