Cadangan Nikel RI Hanya Tersisa untuk 15 Tahun, Benarkah?
Yunike Purnama - Kamis, 31 Agustus 2023 21:11JAKARTA - Cadangan nikel nasional disebut-sebut hanya tersisa kurang dari 15 tahun lagi, padahal salah satu logam ini tengah didorong sebagai bahan baku baterai listrik. Namun Nickel Industries menampik hal tersebut.
Sustainability Manager Nickel Industries, Muchtazar mengatakan, hal ini masih harus dilihat lebih jauh apakah yang dimaksud merupakan bijih nikel dengan kadar tinggi (saprolite) atau bijih nikel dengan kadar rendah (limonite).
"Jadi menurut saya yang akan habis itu sebenarnya saprolite atau nikel kadar tinggi. Kenapa karena penggunaannya berbeda," ungkapnya,
Muchtazar menjelaskan, bijih nikel dengan kadar tinggi (saprolite) biasanya lebih mudah dijual karena smelter untuk mengolah nikel tersebut sudah tersedia. Sedangkan nikel kadar rendah atau limonite masih jarang terserap.
Sekedar informasi, limonite memiliki karakteristik sebaliknya dari saprolite. Bijih saprolite biasanya memiliki kadar nikel 1,5% hingga 3% sementara untuk bijih limonite memiliki kadar nikel 0,8% hingga 1,5%.
Saprolite banyak diolah melalui sistem Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang nantinya menghasilkan produk berupa Nickel Pig Iron (NPI), Feronikel (FeNi), atau Nickel Matte.
- Google Luncurkan SynthID, Watermark Berfungsi Pendeteksi Gambar yang Dibuat AI
- ESG Award: Dirut Agung Podomoro Bacelius Ruru Sabet Best CEO di TrenAsia ESG Award 2023
- Gelorakan Semangat Wirausaha Jelang HUT ke-25, Bank Mandiri Gelar Entrepreneur Expo
- Lima Tips Investasi Saham Aman Anti-rungkad
Berkaca dari hal ini menurut Muchtazar, bijih nikel jenis saprolite bisa saja memiliki cadangan yang menipis bahkan di bawah 10 tahun. Sedangkan untuk bijih nikel kelas limonite masih berumur panjang sampai 20 tahun kedepan.
Maka dari itu Nickel Industries, masih terus menggenjot produktifitasnya dan pede jika cadangan nikel masih bisa dioptimalkan. Perusahaan juga sembari bergerak secara pararel ke renewable energy.
Sebelumnya, hal yang sama diungkap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang membantah cadangan nikel di RI hanya bertahan 15 tahun
Justru menurutnya cadangan mineral tersebut masih banyak yang belum dieksplorasi. Bahlil menyebut cadangan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia, yakni sebesar 25%.
Selain itu, ia menilai Indonesia baru menggarap nikel secara masif pada 2017 sampai 2018, karena itu, pemerintah akan tetap mendorong pembangunan smelter nikel, yang ditargetkan mencapai 53 smelter pada 2024.
Bahlil mengakui hal ini karena masih banyaknyawilayah yang belum dieksplorasi, salah satunya di Papua sehingga tak perlu khawatir pasalnya ia yakin cadangan nikel nasional masih melimpah.(*)