Bukan Cuma Lepas Saham, Ini yang Harus Dilakukan Vale Indonesia untuk Perpanjang Izin Operasional
Yunike Purnama - Minggu, 12 November 2023 16:42JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah sepakat mendivestasikan sahamnya sebesar 14 persen ke Mineral Industry Indonesia (MIND ID).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, dengan adanya divestasi tersebut MIND ID mengusai 34% saham. Pasalnya sejak 2020 Vale telah membeli 20% saham tambang ini.
"Sudah, sudah diputuskan. Jadi yang dilepas oleh Vale adalah 14 persen, berarti dengan itu MIND ID bisa 34 persen dan itu mayoritas daripada yang lain," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat, 10 November 2023.
Setelah divestasi, ada beberapa syarat yang harus dilakukan Vale Indonesia jika ingin memperpanjang operasionalnya di Indonesia. Salah satunya adalah pergantian manajemen, di mana MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas akan menentukan Direktur Utama (Dirut) dan Komisaris Utama (Komut).
Di mana, jajaran direksi dan komisaris perusahaan bisa dirombak. Arifin tidak bisa memastikan kapan pergantian jajaran direksi dan komisaris ini dilakukan. Pasalnya, proses divestasi saham juga masih berlangsung dan ditargetkan rampung setidaknya di tahun ini.
Sebelumnya, proses divestasi ini diakui Arifin Tasrif berjalan alot Vale Indonesia sempat berjalan alot karena sang perusahaan induk, Vale Canada Limited, tetap ingin menjadi pengendali operasionalnya dan BUMN pun menginginkan hal yang sama.
Saat ini, diakui Arifin MIND ID dan Vale Indonesia tengah berdiskusi terkait harga saham yang akan dilepas tersebut. Menurut Arifin, akan ada harga spesial sehingga bisa di bawah harga pasar.
Selain itu, Arifin juga menegaskan syarat yang harus dilakukan Vale Indonesia jika ingin kontraknya diperpanjang adalah hilirisasi dengan membangun fasilitas pengolahan mineral atau smelter.
Sekedar informasi, Vale Indonesia sudah mengoperasikan smelter nikel berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) di Sorowako, Sulawesi Selatan. Perusahaan tengah membangun proyek smelter RKEF baru di Morowali Sulawesi Tengah, serta smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako dan Pomalaa Sulawesi Tenggara.(*)