BI Proyeksi Pembiayaan Bank Syariah Tumbuh hingga 16 Persen di 2023

Yunike Purnama - Rabu, 08 Februari 2023 16:02
BI Proyeksi Pembiayaan Bank Syariah Tumbuh hingga 16 Persen di 2023Ilustrasi layanan nasabah Bank Syariah Indonesia (sumber: Dok BSI)

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim akan tumbuh sebesar 4,5%-5,3% diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah sebesar 14%-16% pada 2023.

Pernyataan terebut diumumkan pada pembukaan Sharia Economic dan Financial Outlook (ShEFO) 2023 yang diselenggarakan secara hibrid di Jakarta dengan tema Penguatan Sinergi dan Inovasi untuk Mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah (produsen halal) Dunia.

ShEFO 2023 merupakan rangkaian acara diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah (KEKSI) 2022, yang sudah diluncurkan bersamaan dengan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2022 pada 30 Januari 2023.

Kali ini, KEKSI 2022 juga menguraikan perkembangan ekonomi syariah 2022 serta prospek dan perumusan arah kebijakan tahun 2023. Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan lima strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan.

Pertama, pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal.

"Kedua, pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah, termasuk pengembangan blended finance seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah, ujar Juda dalam keterangan resmi, dikutip Rabu, 8 Februari 2023.

Selanjutnya, BI juga melakukan penguatan halal lifestyle, melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator serta mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi mode fashion rujukan dunia.

"Ke empat akselerasi digitalisasi eksyar diantaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas. Terakhir, atta'awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan eksyar ke depan," ungkapnya.

Juda juga berharap, forum tersebut dapat memberikan pandangan terhadap arah kebijakan ke depan, memunculkan gagasan inovatif serta mendorong sinergi dan kolaborasi dalam mengembangkan ekonomi syariah di tanah air.

Adapun penyelenggaraan ShEFO 2023 merupakan kolaborasi BI bersama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), dan Universitas Indonesia (UI).

Kegiatan itu dilanjutkan dengan seminar nasional yang terdiri atas dua sesi yang membahas terkait kondisi terkini, tantangan, dan arah pengembangan eksyar serta peningkatan kontribusi dunia usaha dan inovasi digital untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat eksyar (produsen halal) dunia. (*)

Editor: Redaksi
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS