BI Akui Nilai Tukar Rupiah Sedang Melemah

Yunike Purnama - Rabu, 13 April 2022 11:28
BI Akui Nilai Tukar Rupiah Sedang MelemahIlustrasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. (sumber: trenasia.com)

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui memang kondisi nilai tukar rupiah saat ini tengah terdepresiasi atau melemah. Namun, pelemahan rupiah ini masih di bawah mata uang negara-negara lainnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data JISDOR, kurs tengah BI nilai tukar rupiah pada hari ini berada di level Rp14.364 per USD. Posisi itu menguat dibandingkan hari Selasa sebelumnya di Level Rp14.370 per USD.

"Alhamdulillah nilai tukar rupiah bergerak cukup baik, yang memang depresiasi, tapi jauh lebih kecil dari negara-negara lain," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Rabu, 13 April 2022.

Menurut Perry, masih bertahannya nilai tukar rupiah, disebabkan kinerja indikator-indikator yang mempengaruhi nilai tukar rupiah yang baik.

Ia mencontohkan, kinerja neraca perdagangan dan neraca pembayaran Indonesia yang surplus, sehingga membuat pasokan valas di dalam negeri cukup.

"Kondisi transaksi berjalan kita cukup bagus, bahkan surplus yang besar, sehingga pasokan valas di dalam negeri itu lebih dari cukup dan itu mendukung nilai tukar yang stabil," ucap dia.

Selain itu, lanjut Perry, posisi cadangan devisa Indonesia juga masih cukup untuk membiayai utang hingga impor di dalam negeri. Hingga akhir Maret, posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret 2022 sebesar USD 139,1 miliar.

"Jadi kita bersama KSSK, terutama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan terus melakukan langkah-langkah untuk memastikan stabilitas eksternal kita terjaga," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan, memang dibanding dengan negara lain depresiasi rupiah masih lebih rendah.

Ia mengungkapkan, pelemahan rupiah hanya sebesar 0,3%, tetapi jika dibandingkan depreasiasi nilai tukat Ringgit Malaysia yang melemah hingga 1,15%.

"Selain itu, India Rupee alami depresiasi 1,73%. Thailand Bath mengalami depresiasi hingga 3,15%," pungkas Sri Mulyani.(*)

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS