Berkah Pundi - Pundi Penggemuk Sapi di Astomulyo-kabarsiger
Yunike Purnama - Rabu, 07 Oktober 2020 15:00
HUJAN deras menemani sesampainya di lokasi desa binaan PT Pertamina (Persero) MOR II Sumbagsel, tepatnya di Desa Astomulyo, Punggur Kabupaten Lampung Tengah. Setelah melalui perjalanan satu jam dari Bandar Lampung, kami para kuli tinta disambut sautan suara sapi milik FX Sumarsono salah satu Mitra Binaan Pertamina bidang peternakan yang fokus dalam program penggemukan sapi.
Wartawan Kabarsiger.com Yunike Purnama Putri, Lampung Tengah.
Di lahan seluas 1250 meter Sumarsono memelihara 40 ekor sapi dengan jenis berkualitas tinggi seperti Limosin, Berangus, Simental dan sisanya ia memelihara sapi putih lokal yang biasa menjadi indukan.
Beberapa ada yang sudah mencapai berat maksimal hingga 800 kg atau 8 kuintal dan ada juga yang masih anakan. Sumarsono mengatakan, untuk berat sapi masing - masing bervariasi tidak bisa disama ratakan karena pertumbuhan setiap sapi pasti berbeda.
Dengan penuh ketelitian dan kesabaran ia bersama istrinya Sarjilah merawat sapinya layaknya anak sendiri. Mulai dari faktor pemberian makanan yang tepat, kebersihan kandang hingga faktor kesehatan agar terhindar dari berbagai penyakit sepeti penyakit kulit, cacingan dan perut kembung.
"Kalau pola makan dan perawatannya benar, satu ekor sapi bisa naik maksimal sampai 1,2 kg per hari. Makanannya juga beragam macamnya ada jenis kosentrat pakan untuk penggemukan sapi, ada juga pakan hasil olahan dari kulit singkong, kulit nanas dan bahan lainnya. Tapi lucunya paling suka sapi - sapi ini makan dedak atau limbah dari hasil penggilingan padi, langsung lahap makannya,"ceritanya dengan ramah sembari mengambil dedak yang ada ditempat penyimpanan pakan.
Benar saja setelah Sumarsono mencampurkan dedak ke pakan, tanpa menunggu lama sapi-sapi ini langsung melahapnya. Bahkan belum selesai diberi makan, sudah ada sapi yang berekspresi lebih agresif seakan ingin meminta tambah porsi makan dedak.
Ia bersyukur sapi - sapinya tetap tumbuh sehat dan lahap makan meski di tengah kondisi pandemi COVID-19 seperti ini. Ditambah lagi adanya program kemitraan Pertamina untuk para peternak sapi seperti dirinya.
Selain untuk menambah modal, Pertamina juga memberikan beragam kemudahan dengan komunikasi baik yang tidak diberikan oleh perusahaan lain.
Sumarsono menjadi Mitra Binaan Pertamina sejak Oktober 2019. Ia mendapat pinjaman modal kemitraan sebesar Rp200 juta dengan jangka waktu 3 tahun proses pengembalian. Dari hasil pinjaman modal dibelikan 10 ekor sapi dengan bobot awal rata-rata 400 kg atau 4 kuintal dan sisanya dibelikan untuk stok pakan. Ia mengakui untuk biaya pakan saja bisa habis sekitar Rp15 juta per bulan.
"Dulu awal saya pengajuan untuk menjadi Mitra Binaan, Pertamina memberikan kesempatan untuk menghitung sendiri kebutuhan pinjaman yang akan diajukan dan jangka waktu kemampuan pengembalian. Saya ingat sekali bersama rekan saya dari Gapoktan Bandar Jaya, Pertamina menyarankan dari pinjaman kemitraan ini, harus ada keuntungan yang saya dapat sehingga kedepan mampu untuk perputaran modal sendiri. Bentuk kemitraan seperti ini yang hanya didapat di Pertamina, ketulusan membantu para peternak tetap produktif sehingga mampu mandiri benar - benar terasa manfaatnya," cerita Sumarsono, Jumat pagi (2/10/2020).
Tepat berjalan satu tahun program kemitraan sudah banyak manfaat dan kemudahan yang didapat dengan menjadi Mitra Binaan Pertamina. Bulan Oktober tahun ini Sumarsono sudah berkewajiban membayarkan pinjamannya. Dari total Rp200 juta yang dipinjam selama 3 tahun, ia angsur sebanyak 3 kali dengan biaya jasa kemitraan hanya 3 persen dan menurun setiap tahunnya.
"Angsuran pertama saya bayar Rp72.680.000, angsuran kedua Rp70.668.000 dan angsuran ketiga saya bayar Rp69.664.000. Jadi setiap tahun jatuh tempo pembayaran jumlah angsurannya turun, sehingga tidak memberatkan kami para peternak dan hal inilah tidak bisa didapatkan dari program kemitraan lainnya," ujar Sumarsono yang merupakan pensiunan Kepala Sekolah tersebut.
Jika dibandingkan dengan program kemitraan lainnya bunganya ada yang mencapai 14 persen per tahun dan ini dampaknya membuat biaya kepengurusan notaris jadi sangat tinggi. Ia mengaku dulu sebelum jadi Mitra Binaan Pertamina pernah membayar hanya untuk biaya notaris sampai Rp8 jutaan karena dampak dari bunga yang diberikan sangat tinggi.
"Maka saya sangat bersyukur ada program Kemitraan Pertamina ini, menjadi bagian dari Mitra Binaan Pertamina meringankan kami bagi peternak yang sulit mengakses modal. Kemudian prosesnya juga cepat kalau syaratnya lengkap dan jasa administrasinya sangat tidak memberatkan peternak," ujar Sumarsono.
Manfaat lain yang didapatkan adalah mendapat beragam pelatihan yang diberikan Pertamina dengan berkerjasama para instansi terkait sesuai kebutuhan peternak. Seperti edukasi terkait penanggulangan penyakit sapi hingga pemberian pakan yang tepat dengan gratis tanpa dipungut biaya.
Selain itu, Sumarsono juga melakukan pemanfaatan tinja sapi sebagai biogas yang mampu diolah menjadi energi terbarukan sejak tahun 2013. Sehingga selain mampu membuat energi terbarukan, tidak ada lagi limbah terbuang yang merusak lingkungan.
Sumarsono mengakui sebelum ada modal pinjaman, mereka hanya mampu memelihara maksimal 5 ekor sapi, karena minimnya modal. Ditambah pengeluaran biaya perawatan, untung yang didapat hanya cukup untuk membeli bibit sapi untuk dipelihara kembali.
Pada akhirnya sampai saat ini Sumarsono bersama istri sudah mampu memiliki 40 ekor sapi dan dari hasilnya bisa memiliki sawah hingga memberikan pendidikan dua anaknya sampai dibanku kuliah.
Region Manager Communication, Relations & CSR Sumbagsel, Dewi Sri Utami menjelaskan program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil mitra binaan Pertamina agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi Pertamina.
Program Kemitraan Pertamina memberikan solusi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk tetap produktif, yaitu melalui pinjaman modal usaha maksimal 200 juta dengan jasa ringan yaitu sebesar 3% menurun.
Tidak hanya pemberian bantuan pinjaman modal, ditengah kondisi pandemi Pertamina juga mendorong para peternak sapi lebih produktif dengan menggelar program pelatihan dengan mematuhi ketat protokol kesehatan. Dengan pelatihan bersertifikat bagi peternak sapi di masa pandemi COVID-19 dengan harapan mampu memberikan penguatan bagi Mitra Binaan.
"Dengan menjadi binaan Pertamina, UMKM bisa memperoleh kesempatan berbagai pembinaan, antara lain pelatihan kewirausahaan, sertifikasi, pameran, hingga kesempatan membuka akses pasar lebih luas," kata Dewi.(KE)