Berikut Jadwal Tentatif Penerbitan SBN Ritel 2022
Yunike Purnama - Senin, 10 Januari 2022 10:25BANDARLAMPUNG - Pemerintah pada tahun ini akan kembali menerbitkan sejumlah seri Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Apa saja seri yang akan diterbitkan dan kapan penerbitannya?
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan dalam laman media sosial instagramnya, beberapa hari lalu menyampaikan jadwal tentatif SBN Ritel yang akan diterbitkan pemerintah pada tahun ini.
Pertama, Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI21 pada 24 Januari - 17 Februari 2022.
Kedua, Saving Bond Ritel seri SBR011 pada 23 Mei - 16 Juni 2022.
Ketiga, ORI022 pada 26 September - 20 Oktober 2022.
Hanya saja, ia menyampaikan "perlu diingat, jadwal ini masih bersifat tentatif, sehingga masih dimungkinkan ada penyesuaian untuk eksekusinya".
- OJK Restui Pergantian Nama Asuransi Tugu Mandiri Jadi Perta Life Insurance
- 3 Top Resolusi Keuangan 2022, Utang Lunas hingga Hidup Hemat
- Kasus Omicron yang Terdeteksi di Indonesia Sudah 414 Kasus
Jadwal SBSN Ritel
Sementara itu Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah seperti dilansir Kabarsiger menyampaikan akan ada empat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel yang diterbitkan pada tahun ini. Tapi, sejauh ini jadwal SBSN Ritel juga masih bersifat tentatif.
"Rencananya, masa penawaran SR016 akan dibuka pada Maret, lalu ada Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) pada periode Ramadhan. Kemudian SR017 pada September dan ditutup oleh ST009 pada November," kata Dwi.
Direktur Jenderal Pembiayaan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan,Luky Alfirman mengatakan sebelumnya menyatakan target penerbitan SBN ritel pada tahu ini sebesar Rp100 triliun. Target penerbitan SBN Ritel 2022 naik dari realisasi penerbitan SBN Ritel di 2021 yang tercatat Rp97,21 triliun.
Luky menjelaskan target tersebut akan lebih fleksibel dan dijaga dengan melihat kondisi market, minat, dan respon dari investor, serta kebutuhan kas pemerintah.
Prospek SBN Ritel
Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C Permana meyakini, prospek SBN ritel pada tahun ini masih akan tetap menarik. Menurutnya, target pemerintah yang sebesar Rp 100 triliun tidak akan sulit tercapai.
Dari sisi penyerapan, juga diyakini tidak akan jadi masalah karena likuiditas yang masih berlimpah. Menurutnya, dengan pemulihan ekonomi yang diharapkan lebih baik, maka daya beli masyarakat diekspektasikan akan membaik.
Terlebih, dengan masyarakat yang semakin mengenal dunia investasi, lalu disposable income juga lebih tinggi, seharusnya masyarakat justru punya uang lebih banyak untuk diinvestasikan.
"Pada tahun ini likuiditas masyarakat kemungkinan masih akan longgar," kata Fikri. Faktor lainnya, ia melanjutkan suku bunga deposito masih akan cenderung rendah karena kenaikan suku bunga acuan baru akan terjadi di semester II-2022.(*)