Berikut 3 Alasan Ekonomi India Unggul Atas AS 2 Dekade Mendatang
Yunike Purnama - Selasa, 11 Juli 2023 13:44JAKARTA - Layanan keuangan Goldman Sachs memprediksi Ekonomi India akan unggulI atas AS 2 dekade mendatang. Menurut Sach, Ekonomi India akan menjadi nomor dua terbesar setelah China pada 2075.
Sachs meramalkan PDB negara Asia selatan ini melonjak US$52,5 triliun atau kisaran Rp798 kuadriliun (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS) pada 2075.
Sedangkan China menempati urutan pertama dengan proyeksi PDB US$57 triliun (Rp866 kuadriliun). Adapun PDB Negeri Paman Sam berada di angka US$51,5 trilun atau kisaran Rp782 kuadriliun dan menempati urutan ke tiga.
Lebih rinci, ini tiga alasan mengapa India diproyeksikan bisa ungguli ekonomi AS dua dekade mendatang.
- Meski Merugi, Gaji dan Tunjangan Perumnas Naik Rp100 Miliar
- Mitsubishi Persiapan Launching The New SUV
- Tanpa Regulasi yang Jelas, TikTok Bisa Ancam UMKM
Inovasi dan Teknologi
Tak kalah dengan China, India bisa dibilang menjadi pencipta teknologi dan inovasi dengan harga minim.
Meski tak banyak disorot, kepala ekonom India dari Goldman Sachs Santanu Sengupta mengatakan India memiliki inovasi dan peningkatan produktivitas yang penting untuk hasilkan ekonomi besar.
"Dalam istilah teknis, itu berarti output yang lebih besar untuk setiap unit tenaga kerja dan modal dalam perekonomian India,” kata Sengupta dikutip Insider Selasa, 11 Juli 2023.
Di sisi lain, India juga menghadapi rintangan dalam perjalanannya menuju status ekonomi adidaya. Salah satunya pajak impor yang besar, birokrasi dan birokrasi, dan dominasi taipan di linii bisnis domestik.
Hal ini tentunya akan mempersulit perusahaan asing untuk merebut pangsa pasar di industri utama.
Investasi Modal
Menurut Sengupta, investasi yang modal mengacu pada uang yang diinvestasikan dalam bisnis untuk pertumbuhan jangka panjangnya akan menjadi pemicu utama pertumbuhan India ke depan.
"Didorong oleh demografi yang menguntungkan, tingkat tabungan India kemungkinan akan meningkat dengan penurunan rasio ketergantungan, peningkatan pendapatan, dan pengembangan sektor keuangan yang lebih dalam, yang kemungkinan akan membuat kumpulan modal tersedia untuk mendorong investasi lebih lanjut," katanya.
Belakangan terakhir, Perdana Menteri India Narendra Modi telah menjadi mendukung belanja modal. Modi mendesak sektor swasta negara itu untuk meningkatkan investasi dan memanfaatkan anggaran negara 2023-2024.
Populasi
India memiliki peluang untuk meningkatkan PDB-nya dengan mengintegrasikan populasinya yang terus bertambah ke dalam angkatan kerja. Negara Asia Selatan belakangan menyusul China menjadi negara terpadat di dunia dengan 1,4 miliar orang.
Menurut Sengupta, populasi besar India jelas merupakan peluang. Namun tantangannya adalah menggunakan angkatan kerja secara produktif dengan meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja.
"Itu berarti menciptakan peluang bagi angkatan kerja ini untuk diserap dan secara bersamaan melatih dan meningkatkan keterampilan angkatan kerja," kata Sengupta. (*)