Belanja Negara Melonjak dalam Lima Tahun Terakhir

Chairil Anwar - Rabu, 13 April 2022 08:08
Belanja Negara Melonjak dalam Lima Tahun TerakhirDirektur Jenderal Perbendaharaan Hadiyanto menyampaikan laporan APBN dalam Rakornas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2022 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 12 April 2022. (sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia)

JAKARTA — Direktur Jenderal Perbendaharaan Hadiyanto mengatakan dalam periode lima tahun terakhir, belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami peningkatan signifikan dari Rp2.007,4 triliun tahun 2017 menjadi Rp2.786,37 triliun pada 2021.

Tingginya pertumbuhan alokasi belanja itu disebabkan peningkatan signifikan belanja Pemerintah Pusat pada 2022 yang mencapai 22,5% dibandingkan dengan tahun 2019. Hal itu disebabkan adanya kebijakan refocusing dan realokasi anggaran pada APBN 2020 sebagai salah satu bentuk respons kebijakan fiskal dalam mengatasi kondisi extraordinary pandemi Covid-19.

“Namun, terdapat tantangan dalam pola eksekusi belanja pemerintah sehingga penumpukan realisasi di akhir tahun masih terjadi. Rata-rata penyerapan belanja barang di triwulan IV mencapai 38,1%, sementara untuk belanja modal lebih tinggi lagi mencapai 46,5%,” ujar Hadiyanto dalam Pembukaan Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2022, Selasa, 12 April 2022.

Sementara belanja transfer ke daerah dan dana desa menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar1,56%, dari tahun 2017 sebesar Rp741,99 triliun tumbuh menjadi Rp785,7 triliun pada tahun 2021. Hadiyanto menekankan kebijakan transfer ke daerah dan dana desa diarahkan untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi yang sejalan dengan kebijakan belanja Pemerintah Pusat di masa pandemi.

“Sementara itu, kinerja pelaksanaan APBN tahun 2021 juga telah menunjukkan hal-hal yang menggembirakan baik dari sisi penerimaan, pengeluaran untuk penanganan pandemi, perlindungan sosial, penguatan pemulihan ekonomi, dan keberpihakan kepada UMKM,” lanjut Hadiyanto.

Di sisi lain, realisasi penerimaan negara tahun 2021 telah mengalami recovery dan rebound yang melampaui target yang ditetapkan. Realisasi belanja negara tumbuh 7,4% atau lebih tinggi daripada realisasi tahun 2020 sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hadiyanto menjelaskan belanja negara merupakan stimulus bagi pemulihan sosial ekonomi serta mendukung reformasi kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Melalui belanja negara yang berkualitas, tujuan dari APBN untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan ketahanan fiskal akan tercapai. (CA) 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Heriyanto pada 12 Apr 2022 

Editor: Chairil Anwar
Chairil Anwar

Chairil Anwar

Lihat semua artikel

RELATED NEWS