Bank DBS Tingkatkan Limit Join Financing di Kredivo Jadi Rp1 Triliun
Eva Pardiana - Rabu, 06 Oktober 2021 10:55
JAKARTA – PT Bank DBS Indonesia memperkuat kerja sama pembiayaan dengan perusahaan financial technology (fintech) Kredivo. Dalam mengerek pertumbuhan pembiayaan, Bank DBS meningkatkan limit join financing di Kredivo dari Rp500 miliar menjadi Rp1 triliun.
Direktur Consumer Banking Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan perubahan limit ini untuk mengantisipasi semakin tingginya kebutuhan pembiayaan masyarakat. Apalagi, fintech memiliki keunggulan untuk menjangkau masyarakat yang unbankable.
“Dengan ekspansi terhadap limit skema kerja sama dari Rp500 miliar menjadi Rp1 triliun kami berharap mampu menjangkau masyarakat lebih luas dan meningkatkan inklusi keuangan," kata Rudy dalam keterangan tertulis, Selasa (5/10/2021).
Untuk diketahui, kemitraan DBS dan Kredivo sendiri sudah terjalin sejak September 2020. Rudy menilai Kredivo sebagai mitra terpercaya dengan perjalanan bisnis yang terus tumbuh positif setiap tahunnya.
Selain didukung oleh performa bisnis yang kuat selama 12 bulan terakhir, rencana FinAccel, perusahaan induk Kredivo, juga akan go public di market Amerika Serikat (AS) melalui special purpose acquisition company (SPAC) bersama Victory Park Capital (VPC). Hal ini membuat Bank DBS semakin kepincut untuk menyalurkan pendanaan melalui Kredivo.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Kredivo Indonesia Umang Rustagi menyebut sinergi dengan perbankan bakal mengeskalasi pertumbuhan fintech di dalam negeri. Harapannya, sinergi dua perusahaan di industri keuangan ini bisa turut mendorong target 90% inklusi keuangan pada 2024.
“Fasilitas joint financing yang didapatkan ini akan mempercepat pertumbuhan dan memperluas layanan serta akses kredit kepada jutaan nasabah baru di seluruh Indonesia. Lebih jauh, fasilitas kredit ini juga menjadi angin segar dan juga bukti bahwa ekonomi Indonesia terus membaik di masa pandemi ini,” jelas Umang.
Pendanaan ini diperlukan seiring maraknya tren ekonomi digital di Indonesia. berdasarkan laporan Blooming e-Commerce in Indonesia pada Juni 2021, GMV (gross market value) atau nilai transaksi yang dihasilkan oleh marketplace besar di Indonesia meningkat sebesar 91% menjadi US$40.1 miliar selama tahun 2020. Hal ini tentunya akan mendorong reformasi digital industri keuangan salah satunya dengan mengadopsi open banking. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhamad Arfan Septiawan pada 05 Oct 2021