Awal Oktober 2023, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.530 per Dolar AS
Yunike Purnama - Senin, 02 Oktober 2023 18:45BANDARLAMPUNG - Di awal Oktober 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah dan menembus ke level Rp15.530 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 2 Oktober 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 75 poin di posisi Rp15.530 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 29 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 60 poin di level Rp15.460 per-dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS mengalami penguatan yang signifikan karena ekspektasi bahwa perekonomian AS akan tetap kuat dalam menghadapi kenaikan suku bunga dan harga minyak yang lebih tinggi daripada negara lain.
Penguatan ini datang setelah The Federal Reserve, bank sentral AS, memberikan peringatan tentang rencana menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama pada pekan sebelumnya.
Namun, situasi politik di AS menjadi sorotan lainnya dengan kemungkinan terjadinya penutupan sebagian pemerintah yang dapat berdampak pada rilis data ekonomi dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Partai Republik garis keras di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Jumat menolak rancangan undang-undang yang diusulkan oleh pemimpin mereka untuk mendanai sementara pemerintah, sehingga memastikan bahwa sebagian lembaga federal akan ditutup mulai hari Minggu," ujar Ibrahim kepada wartawan, Senin, 2 Oktober 2023.
- Wah BSI Sabet Peringkat 3 ESG Rating Global Islamic Bank
- Lagi Ramai di Medsos, Ini Cara Kerja Doxing yang Perlu Anda Waspadai!
- Mengenal Profil Michael Gambon, Sosok Kepala Sekolah Hogwarts di Film Harry Potter
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengingatkan bahwa penutupan pemerintah dapat merusak kemajuan ekonomi AS dengan menghentikan program-program penting untuk usaha kecil dan anak-anak, serta dapat menunda proyek-proyek perbaikan infrastruktur yang besar-besaran.
Sementara itu, di Jepang, inflasi inti melambat selama bulan September, terutama disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar, seperti yang ditunjukkan oleh data pada hari Jumat.
Di sisi lain, di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada bulan September 2023 sebesar 0,19%, mengakhiri periode deflasi yang tercatat pada bulan Agustus 2023.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi, dengan kenaikan harga beras menjadi faktor terbesar dengan andil sebesar 0,18%, diikuti oleh kenaikan harga bensin dengan andil sebesar 0,06% terhadap inflasi.
Bank Dunia juga merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diperkirakan akan naik ke level 5% sepanjang tahun 2023, sedikit lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.
Namun, untuk tahun 2024, Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 4,9%, meskipun pemerintah memiliki proyeksi yang lebih optimis di atas 5%.
- Rekomendasi Lagu Bertema Cinta Karya The Beatles
- Meski Lagi Tren, 7 Makanan Ini Ternyata Tidak Boleh Dimasak dengan Air Fryer
- 5 Bisnis Kaesang yang Gulung Tikar, Ada Goola hingga Madhang
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi regional juga menjadi perhatian, dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada rata-rata pasar negara berkembang, meskipun lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
China diproyeksikan tumbuh sebesar 5,1% pada tahun 2023. Untuk kawasan yang tidak termasuk China, pertumbuhan diprediksi mencapai 4,6%. Di Negara-negara Kepulauan Pasifik, pertumbuhan diperkirakan sebesar 5,2%.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan besok, Selasa, 3 Oktober 2023, nilai kurs rupiah berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.520-Rp15.600 per-dolar AS.(*)