ASEAN Luncurkan Perjanjian Terkait Kerangka Kerja Ekonomi Digital
Yunike Purnama - Senin, 04 September 2023 16:19JAKARTA - ASEAN Economic Community Council Meeting (AECC) ke-23 yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai persiapan pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 telah digelar di Jakarta, Minggu, 3 September 2023.
Kegiatan tersebut meluncurkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), yang menjadi bukti kolaborasi kuat antara negara-negara ASEAN dalam mendorong perubahan ekonomi digital di kawasan ini.
Selama pertemuan, para Menteri membahas situasi ekonomi yang sangat berubah-ubah saat ini. Dalam pertemuan tersebut, juga diajukan diskusi mengenai lima masalah utama yang menarik perhatian, yaitu geopolitik, fragmentasi rantai pasok, transisi hijau, inovasi digital, dan pertumbuhan inklusif.
- Pemkot Surabaya Perketat Pengawasan Peredaran Daging Gelonggongan, Ancam Pidana 2 Tahun Penjara
- Kemenperin Optimis Hilirisasi Industri Hasil Hutan Tumbuh Berkelanjutan
- Untung Rp 5,23 Triliun, Dirut BRI Soenarso Kembalikan Pamor Bisnis Korporasi
Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut juga dibahas beberapa isu strategis di kawasan, perkembangan 16 Prestasi Ekonomi Prioritas (PED), kemajuan dalam penyusunan Visi ASEAN untuk tahun 2045 setelah tahun 2025, masalah keberlanjutan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta persiapan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN.
“Kita patut bersyukur bahwa saat ini sebanyak 11 prioritas yang sudah selesai dan 5 sisanya akan diselesaikan pada kuartal ke empat antara Oktober-Desember 2023,” kat Airlangga kepada awak media dalam konferensi pers usai pertemuan AECC ke-23 dan peluncuran perundingan ASEAN DEFA, Minggu.
Dalam pertemuan tersebut, para Menteri sepakat mendukung empat dokumen inisiatif Indonesia agar diadopsi oleh para Kepala Negara dalam KTT ke-43. Empat dokumen tersebut termasuk Deklarasi Pemimpin tentang Penguatan Ketahanan Pangan dan Gizi sebagai Tanggapan terhadap Krisis, Pernyataan Pemimpin untuk Mengembangkan Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA), Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang ASEAN sebagai Pusat Pertumbuhan, dan Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN.
- Mengapa Planet Berbentuk Bulat, Bagimana Bila Berbentuk Kubus?
- Bukan di Samehadaku, Ini Link Nonton One Piece 1073 Sub Indo Gratis dan Legal
- Kementerian PUPR Mulai Bangun 47 Rusun ASN di IKN
Sementara terkait PED, Indonesia mengangkat 16 PED yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing, konektivitas, dan mengakselerasi transformasi digital dan agenda keberlanjutan di Kawasan tersebut.
Kemudian terkait ASEAN Vision 2045 yang bertujuan menjadikan kawasan ASEAN yang “Resilient, Innovative, Dynamic and People-Centred,” terdapat empat aspek penting yang diperhatikan yakni integrasi ekonomi kawasan, transformasi teknologi dan inovasi, ekonomi keberlanjutan, dan kesiapan masyarakat untuk berubah.
Para menteri telah menginstruksikan seluruh elemen badan sektoral terkait agar segera menyusun workplan guna mendukung penyusunan Visi ASEAN 2045.
Selain itu, Menko Airlangga juga menjelaskan isu keberlanjutan, termasuk Kesepakatan Strategi Netralitas Karbon ASEAN yang telah disetujui untuk dikawal implementasinya. Pembangunan ekosistem kendaraan listrik juga telah dibahas sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan.
Inisiatif mengenai ekosistem kendaraan listrik tersebut diajukan oleh Indonesia dan mendapatkan dukungan positif dari semua anggota ASEAN, dan telah disepakati untuk segera merumuskan strategi bersama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di wilayah tersebut.(*)