Kinerja Makin Solid, Laba BNI Tembus Rp13,7 Triliun
Yunike Purnama - Selasa, 25 Oktober 2022 07:58
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terus membukukan kinerja yang solid hingga kuartal ketiga tahun 2022, sehingga dapat memperkuat fondasi perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi global ke depan.
Sampai dengan September 2022, laba bersih BNI tumbuh 76,8% yoy menjadi Rp13,7 triliun. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut, pertumbuhan laba yang sehat ini dapat dicapai meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif.
"Pertumbuhan kredit juga mencapai 9,1% yoy menjadi Rp 622,61 triliun dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah," kata Royke dalam paparan kinerja kuartal III 2022 dikutip Selasa, 25 Oktober 2022.
- Dewan Juri TrenAsia ESG Excellence 2022 Apresiasi Para Nominator Terapkan Prinsip Keberlanjutan
- Tingkatkan Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Luncurkan Aplikasi Mandiri Agen
- Kemudahan Akses Layanan, Garda Medika Sinergi Dengan Kimia Farma
Ia berharap, eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada perbaikan kualitas kredit dalam jangka panjang. Dengan strategi tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan terus terjaga.
Sebagai penopang pertumbuhan kredit, BNI mengandalkan pendanaan dari dana murah (CASA) yakni tabungan dan giro. Rasio CASA BNI mencapai 70,9i total dana pihak ketiga (DPK). Angka ini merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dengan performa tersebut, Net Interest Income (NII) tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp 30,2 triliun. Sementara Non-NII juga tumbuh baik mencapai 7,8% yoy menjadi Rp 11 triliun.
Hal ini didorong oleh transaksi digital dan komisi dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) sebesar Rp 25,8 triliun atau meningkat 9,7% yoy.
Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini, kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik,” katanya.
Dia berpendapat, kondisi eksternal di kuartal tiga ini tergolong menantang dipicu oleh eskalasi tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek Pandemi Covid-19 mulai mereda.
Ketegangan geopolitik telah mengganggu rantai pasok sehingga menyebabkan lonjakan harga komoditas energi dan pangan global. Hal ini pun berdampak pada meningkatnya laju inflasi yang kemudian diikuti pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara. Tren ini berpotensi menyebabkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi.
“Tentunya kami akan terus berupaya untuk menjaga kinerja perseroan agar tetap sustain sehingga dapat membantu pemerintah melanjutkan tren pemulihan ekonomi serta tetap memberikan imbal hasil investasi kepada pemegang saham,” katanya.
- BUMN Surveyor Indonesia Buka Lowongan
- Mulai Oktober 2022 Telkomsel Lanjutkan Upgrade Layanan 3G ke 4G/LTE
- RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kehabisan Stok Vaksin Covid-19
Royke melanjutkan, perseroan yakin dapat merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022, didukung oleh portofolio kredit yang sudah jauh lebih sehat dan tetap mengedepankan aspek prudential banking.
Terlebih, tren kinerja ekonomi Indonesia yang masih tumbuh impresif sebesar 5,4% yoy di kuartal dua dan hingga akhir tahun diperkirakan masih pada kisaran di atas 5,3% yoy.
“Tren pertumbuhan ini masih cukup baik dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia. Maka, kami optimistis masih berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi perkiraan laba tahun 2022 sesuai dengan rencana korporasi,” pungkasnya. (*)