Asal Usul Mudik, Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menjelang Lebaran

Yunike Purnama - Kamis, 30 Maret 2023 08:43
Asal Usul Mudik, Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menjelang LebaranMemasuki pertengahan puasa banyak orang mulai mempersiapkan diri untuk mudik. (sumber: TrenAsia)

BANDARLAMPUNG - Memasuki pertengahan puasa banyak orang mulai mempersiapkan diri untuk mudik. Meski biasanya dilakukan tujuh hari sebelum lebaran namun persiapan mudik biasanya dilakukan lebih awal seperti membeli tiket dan mengepaki barang-barang.

Menurut KBBI, mudik berarti pulang ke kampung halaman. JJ Rizal, seorang Sejarawan dan Budayawan Betawi seperti dilansir dari laman website Gridoto pada 30 Maret 2023 mengatakan bahwa kata mudik berasal dari sejarah urban di Jakarta yaitu udik.

"Jadi dulu Kota Jakarta ini ada di dekat wilayah Barat dan Utara, kemudian orang-orang yang kawasan rumah atau kampungnya berada di luar daerah kota disebut sebagai orang udik," kata Rizal dikutip dari TrenAsia.com jaringan Kabarsiger.com

Orang udik diartikan sebagai orang yang tinggal di sebelah Selatan yang jauh dari pusat kota," lanjutnya.

Seiring berjalannya waktu, makna mudik pun meluas sehingga banyak orang yang mulai mengartikan mudik sebagai pulang ke kampung halaman.

Bambang B. Soebyakto, seorang dosen ekonomi di Universitas Sriwijaya dalam jurnalnya yang berjudul Mudik Lebaran, mengungkapkan bahwa mudik Lebaran dapat dikatakan sebagai salah satu gambaran tentang pola konsumtif masyarakat akibat merasa telah mencapai kemenangan setelah melakukan puasa selama satu bulan.

Hal ini membuat mereka mengmabur-hamburkan uang pada sesuatu yang tidak penting.  

Sehingga mudik Lebaran memicu pertumbuhan ekonomi dengan memberikan keuntungan kepada perusahaan maupun daerah.

Contohnya adalah industri pengangkutan lokal dan transportasi yang sering kehabisa tiket walaupun mereka menjual dengan harga yang naik mencapai tiga kali lipat. Belum lagi bermacam barang dagangan yang ludes dibeli pemudik untuk oleh-oleh.

Biaya yang sering ada dalam proses mudik lebaran adalah biaya akomodasi, wisata, sedekah, hingga zakat. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS