baja
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali menjual asetnya, yakni tol Cibitung senilai Rp2,44 triliun.
Aksi ini dilakukan melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) dengan melepas seluruh kepemilikan saham sebanyak 1.386.131 saham kepada PT Akses Pelabuhan Indonesia (API).
Diketahui, API sendiri menggenggam saham di PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTPPT) alias pengelola jalan tol tersebut sebesar 45%. Sementara itu, kepemilikan saham WTR sebelum ini sebesar 55%.
Penandatanganan akta jual beli saham atau sales and purchase agreement (CSPA) dilakukan pada 1 Oktober 2021.
"Nilai transaki jual beli saham setara dengan 16,21 persen dari ekuitas Waskita yang sebesar Rp16.49 triliun per Maret 2021," mengutip keterbukaan informasi WSKT di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/10/2021).
Sementara itu, apabila dihitung dari ekuitas WTR, nilai transaki ini setara 12,22% dari Rp21,87 triliun per Maret 2021.
Sebagai informasi, WSKT sendiri mencatat sepanjang 2021 perseroan akan mendivestasi sembilan ruas jalan tol di antaranya Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (seksi 1-6), Cinere-Serpong (seksi 1-2), dan Bogor-Ciawi-Sukabumi (seksi 1-4).
Kemudian, Depok-Antasari (seksi 1-3), Pemalang-Batang (seksi 1-2), dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar (seksi 1-4). Sembilan ruas tol tersebut memiliki panjang keseluruhan 483,53 km.
Sejak 2014, divestasi yang telah dilakukan WSKT mencapai Rp10,31 triliun. Meskipun demikian, perseroan tetap menanggung beban keuangan yang berat. Selama tiga bulan pertama 2021, perseroan menelan rugi bersih sebesar Rp46,09 miliar.
Kendati per semester I-2021 berhasil membukukan laba Rp41 miliar, tetapi pendapatan perseroan turun hingga 41,2% year-on-year (yoy) menjadi Rp4,7 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama 2020 sebesar Rp8 triliun.
Total liabilitas juga naik, dari Rp89 triliun per akhir 2020 menjadi Rp89,7 triliun pada periode ini. Sementara itu, utang jangka pendek WSKT tercatat sebesar Rp28,8 triliun per semester I-2021. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Aprilia Ciptaning pada 06 Oct 2021