Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA – Tujuh Direksi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) terpantau dalam aktivitas pembelian saham emiten perbankan ini dengan total transaksi senilai Rp3,52 miliar pada awal bulan April 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tujuh direksi emiten perbankan bersandikan BDMN menjalankan transaksi pembelian hingga 1,17 juta lembar saham BDMN pada 1 April 2024 di level harga Rp3.017 per lembar.
“Kepemilikan saham tersebut merupakan Pembelian saham Perseroan untuk program Deferred Share Material Risk Taker (MRT) untuk sebagian porsi tahunan sesuai POJK Nomor 45/POJK.O3/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum,” jelas manajemen BDMN dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Rabu, 17 April 2024.
Pertama, Wakil Direktur Utama Honggo Widjojo Kangmasto tercatat telah melakukan pembelian sebanyak 333.500 saham, dengan total transaksi mencapai Rp1 miliar. Sebagai akibat dari transaksi pembelian ini, total kepemilikan sahamnya meningkat menjadi 1,18 juta saham. Sebelumnya, Honggo dikenal memiliki 854.500 saham.
Selanjutnya, Wakil Direktur Utama Hafid Hadeli juga terlibat dalam transaksi pembelian saham dengan membeli 255.700 saham. Akibatnya, total transaksi untuk saham tersebut mencapai Rp771,45 juta.
Direktur Herry Hykmanto juga tercatat telah membeli 117.300 saham, dengan total transaksi mencapai Rp353,89 juta. Sementara itu, Direktur Rita Mirasari juga ikut serta dengan membeli 70.100 saham, yang mengakibatkan total pembelian senilai Rp211,49 juta.
Di posisi selanjutnya ada juga Direktur Dadi Budiana juga terlibat dengan pembelian 178.200 saham, sehingga total transaksi mencapai Rp537,63 juta.
Kemudian, Direktur Muljono Tjandra dan Thomas Sudarma masing-masing membeli 95.300 dan 116.600 saham, dengan total biaya masing-masing mencapai Rp287,52 juta dan Rp351,78 juta.
Harga Saham Perbankan Anjlok
Di sisi lain, pada perdagangan Selasa, 16 April 2024, kemarin harga saham BDMN ditutup di zona merah atau anjlok 1,79% ke level Rp2.740 per saham. Adapun, sejak awal tahun ini atau secara year to date (ytd), harga saham BDMN turun 1,44%.
Selain BDMN, pada perdagangan pertama seusai libur lebaran 2024, seluruh saham blue chips kompak mengalami penurunan. Mulai dari BMRI yang turun 2,93% ke level Rp6.625 per saham, serta BBCA yang turun 3,56% ke level Rp9.475 per saham.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan merosotnya kinerja harga saham perbankan usai libur lebaran 2024 ini dipengaruhi sejumlah sentimen.
Mulai dari, data change in nonfarm payrolls AS yang mengalami kenaikan dan level pengangguran di Amerika yang mengalami penurunan. “Sentimen ketiga adalah inflasi di Amerika yang mengalami kenaikkan serta melesetnya prediksi penurunan tingkat suku bunga The Fed dari yang semula Juni menjadi September atau bahkan Desember 2024,” jelasnya dalam riset kemarin.
Lebih lanjut, hal yang membuat lesunya kinerja saham bank lantaran naiknya tensi geopolitik akibat perang tambahan antara Iran dan Israel. Eskalasi perang yang berpotensi meningkat juga dinilai menghamburkan proyeksi pemulihan ekonomi global.
Meski begitu, dirinya menilai prospek saham perbankan masih baik untuk jangka panjang, namun untuk jangka pendek akan mengalami koreksi seiring dengan sentimen negatif yang ada di pasar. “Akan tetapi potensi valuasi di masa yang akan datang masih sangat baik,” tutupnya. (*)