Tuhu Bangun: Hormati Pekerja Lapangan, Mereka Pejuang Produksi!

2025-08-20T07:36:20.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Peringati HUT ke-80 RI, PTPN I Regional 7 memberikan penghargaan kepada pekerja lini lapangan berprestasi di Gedung Serba Guna Kolaboratif, Bandar Lampung (17/8/2025).
Peringati HUT ke-80 RI, PTPN I Regional 7 memberikan penghargaan kepada pekerja lini lapangan berprestasi di Gedung Serba Guna Kolaboratif, Bandar Lampung (17/8/2025).

BANDAR LAMPUNG – PTPN I Regional 7 memanfaatkan momentum peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia dengan memberikan penghargaan kepada para pekerja lini lapangan berprestasi. Acara yang berlangsung di Gedung Serba Guna Kolaboratif, Kompleks Perumahan PTPN I Regional 7 Bandar Lampung, Minggu (17/8/2025).

Tiga penyadap karet berhasil meraih predikat terbaik, yaitu Supriyadi Atib dan Edi Irawan dari Kebun Way Lima, Lampung, serta Yatin dari Kebun Way Berulu, Lampung. Sementara itu, Rukmawati ditetapkan sebagai pemetik teh terbaik dari Kebun Pagar Alam, Sumatera Selatan. Untuk kategori tanaman (on farm), Kebun Padang Pelawi keluar sebagai juara, sedangkan kategori pabrik dimenangkan oleh Pabrik Pematang Kiwah (jenis SIR-20) dan Pabrik Kedaton (jenis RSS).

Setelah seluruh juara naik ke panggung, Region Head PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun, turut menyerahkan hadiah berupa uang tunai dan piagam penghargaan. Namun, sebelum memberikan penghargaan, ia menyampaikan pesan yang menyentuh hati.

“Di hadapan kita ini ada para pejuang produksi. Setiap hari sejak subuh mereka sudah berada di kebun, bergelut dengan gelap, nyamuk, dan medan yang berat. Hari ini mereka berpakaian rapi, tapi keseharian mereka penuh perjuangan dengan motor tua dan pakaian seadanya. Ingat, baju bagus yang kita pakai hari ini adalah hasil keringat mereka,” ucap Tuhu dengan suara bergetar.

Suasana gedung pun hening. Ia menegaskan agar seluruh insan PTPN I Regional 7 selalu menghormati para pekerja lapangan. Menurutnya, tanpa kerja keras para penyadap karet dan pemetik teh, perusahaan tidak akan memiliki produk untuk dijual dan dijadikan modal usaha.

“Jangan menilai orang dari penampilannya. Justru mereka inilah yang setiap hari membiayai hidup kita, sedikit demi sedikit mengumpulkan produksi hingga menjadi banyak. Dari helai-helai daun teh yang diolah, hingga bisa kita nikmati sebagai minuman. Kita semua wajib berterima kasih kepada mereka,” lanjutnya.

Tuhu juga menekankan bahwa pencapaian para juara tidak datang tiba-tiba, melainkan lahir dari niat baik, kesungguhan, dan konsistensi. Ia menegaskan, sikap itu berlaku universal dalam setiap bidang pekerjaan.

“Untuk menjadi juara butuh attitude yang kuat, kerja sungguh-sungguh, dan konsistensi. Dengan perjalanan panjang, pasti kita menemukan cara terbaik untuk hasil terbaik. Kini saatnya kita bergerak dan bangkit,” tandasnya.

Sementara itu, penyadap terbaik I, Supriyadi Atib, mengaku bersyukur atas pencapaiannya. Ia menegaskan bahwa dirinya bekerja bukan untuk mengejar juara, melainkan demi produksi dan peningkatan pendapatan keluarga.

“Saya hanya berusaha bekerja sesuai SOP, supaya ancak tetap bagus dan hasilnya banyak. Kalau kebun terjaga, kerja juga lebih ringan dan hasilnya lebih memuaskan,” ungkapnya.

Mengenai pesan Tuhu Bangun, Supriyadi merasa sangat terharu.

“Terus terang, tadi pas Pak Dir bilang begitu, saya merasa terenyuh. Selama ini saya nggak terlalu peduli omongan orang soal pekerjaan nyadap. Tapi ketika disampaikan langsung, saya merasa dihargai. Terima kasih,” ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi, para juara mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah uang tunai dari manajemen PTPN I Regional 7. (*)