Lampung
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG – Seorang ahli penyakit menular di Amerika Serikat (AS) Dr Faheem Younus, berbagi pengalaman dan saran terkait Covid-19 yang dialaminya akibat infeksi SARS-CoV-2 varian omicron. Sekitar tiga pekan lalu, ia tertular setelah melakukan pertemuan keluarga.
Itu merupakan pertama kalinya Younus terinfeksi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2). Selama ini, ia berhasil tidak tertular virus meski berada di sekitar ribuan pasien dalam dua tahun terakhir pandemi terjadi.
Namun, setelah melakukan pertemuan keluarga, Younus dengan mudah terular Covid-19. Saat itu, Younus mengaku sempat tidak mengenakan masker dengan ketat.
Pelajaran penting yang Younus dapatkan adalah masker sangat efektif. Jika memungkinkan, gunakan jenis N95 atau KN95.
"Masker berfungsi. Saya telah berada di sekitar lebih dari 1.000 pasien dalam dua tahun terakhir dan tidak terinfeksi berkat masker, gunakan jenis N95 atau KN95 jika bisa," ujar Younus, dilansir Times Now News, Rabu (26/1/2022).
Pelajaran kedua yang Younus dapatkan dari apa yang dialaminya adalah terkait efektivitas vaksin Covid-19. Pakar kesehatan AS itu mengatakan, vaksin dosis lengkap dan dosis tambahan (booster) dapat mencegah terjadinya gejala berat, seperti yang dirasakannya.
Alami gejala ringan, Younus mengaku tidak membutuhkan sejumlah obat-obatan yang digunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala cukup berat seperti steroid, antibiotik, atau paxlovid, apalagi ivermectin, zinc, dll. Namun, ia menyebut bahwa protokol perawatan untuk penyakit parah berbeda.
Pelajaran berikutnya bagi Younus adalah ingat agar terus semangat menggunakan masker, secara khusus dengan jenis N95 atau KN95. Ia mengatakan agar selalu bijaksana, mengingat perbedaan kondisi kesehatan masing-masing individu.
Younus mengatakan, pada awalnya datang dan melakukan pertemuan keluarga karena kondisi kesehatannya memang mendukung. Namun, hal itu sebenarnya tidak tepat, karena tidak semua yang ia temui sama sehatnya.
"Kondisi dan situasi kesehatan tiap orang berbeda. Karena itu, tidak bisa disamaratakan," jelas Younus.
Di AS, kasus Covid-19 akibat omicron berlipat ganda setiap harinya, dibandingkan dengan delta. Younus mengingatkan agar orang-orang juga tidak menganggap sepele varian ini, yang disebut hanya menyebabkan gejala ringan.
"Omicron ringan itu adalah mitos, omicron tidak ringan dan pahami perbedaannya dengan varian lain, seperti delta," kata Younus. (*)