Terbentur soal Fiskal, Prabowo Tunda Pembelian Jet Tempur Bekas

2024-01-04T13:42:36.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan pemerintah Indonesia telah menunda rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan Qatar, karena keterbatasan kapasitas fiskal.
Juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan pemerintah Indonesia telah menunda rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan Qatar, karena keterbatasan kapasitas fiskal.

JAKARTA - Juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan pemerintah Indonesia telah menunda rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan Qatar, karena keterbatasan kapasitas fiskal.

Dahnil mengemukakan hal tersebut dalam wawancara panel dengan stasiun TV One pada awal pekan ini. Dia mengatakan penundaan itu diputuskan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan.

“Pemerintah telah menunda pembelian jet Mirage karena kapasitas fiskal kami, untuk saat ini, tidak dapat mendukung pembelian tersebut,” ujar Dahnil di TV One, seraya menambahkan bahwa militer akan memesan retrofit untuk pesawat Sukhoi dan F16 yang sudah ada.

Kementerian Pertahanan tahun lalu mengungkapkan, Indonesia menandatangani kesepakatan dengan satu unit perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG) untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 pada Januari 2023, senilai 733 juta euro (US$801,68 juta).

Jet bekas akan dikirim dalam waktu 24 bulan setelah kesepakatan ditandatangani. Mereka dimaksudkan untuk digunakan sementara Indonesia menunggu kedatangan beberapa dari 42 jet tempur Rafale yang dibeli Jakarta pada tahun 2022 seharga US$8,1 miliar.

Rencana untuk membeli pesawat Mirage telah dikritik oleh beberapa anggota parlemen karena jet tersebut dianggap sudah tua.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 4 Januari 2024, keputusan untuk menunda pembelian Mirage dilakukan meskipun Presiden Joko Widodo menyetujui peningkatan belanja pertahanan sebesar 20% hingga akhir tahun 2024 untuk meningkatkan perangkat keras militer menjadi US$25 miliar.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang menjadi kandidat utama dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada bulan Februari, telah mengawasi upaya militer untuk memodernisasi armadanya yang sudah tua.

Yang mana meliputi pembelian 12 pesawat tak berawak baru dari Turkish Aerospace dan jet tempur serta helikopter pengangkut dari perusahaan AS Boeing (BA.N) dan Lockheed Martin (LMT.N).(*)