Telat Kembangkan Kendaraan Listrik, Toyota Diklaim Kalah Saing

2023-09-11T17:41:40.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Ilustrasi logo Toyota
Ilustrasi logo Toyota

TOKYO - Toyota, produsen mobil Jepang, pernah dikenal sebagai pionir dalam mobil hibrida, kini merasakan tekanan yang signifikan akibat perubahan preferensi konsumen dalam penggunaan mobil listrik dan dorongan pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi emisi gas buang, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim.

Toyota telah lama menjadi merek terkemuka bagi pemilik mobil yang peduli lingkungan dengan inovasi unggulan mobil hibrida, yang menggabungkan mesin bensin dengan baterai dan motor listrik untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi. Toyota yang terlalu lama mengandalkan mobil hibrida dan kurang fokus pada mobil listrik membuatnya kalah saing dengan produsen lain.

Para pesaing, seperti produsen mobil listrik terkenal Tesla, dan perusahaan mobil China BYD, telah berhasil menantang dominasi Toyota dengan menawarkan mobil listrik yang menarik dan terjangkau. Sebagai akibatnya, Toyota telah kehilangan pangsa pasar di Amerika Serikat, dan penjualannya di China mengalami penurunan yang signifikan.Selama pandemi COVID-19, industri otomotif global mengalami perubahan besar, dengan permintaan yang meningkat pesat untuk kendaraan listrik. 

Dilansir dari Japan Times, Senin, 11 September 2023, pada tahun 2022, penjualan kendaraan listrik melonjak hampir 70% menjadi 7,7 juta unit, melewati penjualan kendaraan listrik hibrida untuk pertama kalinya. China menjadi salah satu pasar utama untuk kendaraan listrik ini. Toyota tetap menghasilkan keuntungan besar, dengan laporan pendapatan sebesar US$8,9 miliar atau sekitar Rp133.5 triliun (kurs Rp 15.000) pada kuartal yang berakhir pada 30 Juni. Dari total semua penjualan mobil Toyota, hanya kurang dari 1% mobil yang dijual oleh Toyota adalah kendaraan listrik sepenuhnya.

Kurangnya Penjualan kendaraan listrik di lini produk Toyota telah berdampak buruk, terutama di China, pasar mobil terbesar di dunia. Penjualan Toyota di China turun lebih dari 15% pada bulan Juli, sebagian besar akibat permintaan yang semakin kuat untuk mobil listrik. Di Amerika Serikat, meskipun penjualan Toyota mengalami peningkatan, pangsa pasar perusahaan merosot menjadi 13,8% dari 15,1% pada tahun sebelumnya, menurut firma riset pasar Cox Automotive. 

Dengan pergeseran besar pangsa pasar menuju mobil listrik di seluruh dunia, Toyota harus mengambil langkah strategis yang cepat untuk bersaing dalam era ini. Tantangan yang dihadapi perusahaan ini mengingatkan semua pemain industri bahwa adaptasi terhadap perubahan teknologi dan preferensi konsumen adalah kunci untuk kelangsungan bisnis di masa depan.(*)