Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Situs jaringan sosial yang mewadahi bisnis dan profesional, LinkedIn, melakukan PHK terhadap 668 karyawannya pada Senin, 16 Oktober 2023. Ini PHK massal kedua dalam tahun ini setelah pada Mei perusahaan memberhentikan sebanyak 716 pekerja.
Artinya, LinkedIn telah menjatuhkan PHK pada sekitar 1.300 karyawan pada tahun 2023. Dikutip dari Reuters, Selasa, 17 Oktober 2023, kebijakan PHK terbaru dilakukan terhadap karyawan di divisi produk, teknik, keuangan dan bakat.
Dalam unggahan mereka, LinkedIn harus mengambil keputusan sulit tersebut sebagai upaya restrukturisasi organisasi yang lebih luas. “Perubahan pekerja adalah bagian yang sulit. Namun itu perlu dan rutin dalam mengelola bisnis kami,” ujar perusahaan.
“Kami terus berinvestasi dalam prioritas strategis untuk masa depan kami dan memastikan kami terus memberikan nilai bagi anggota serta pelanggan kami,” imbuh perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat itu.
Pada Mei lalu, LinkedIn telah memberhentikan 716 karyawan dan menutup aplikasi pekerjaan mereka di China. CEO LinkedIn Ryan Roslansky dalam suratnya kepada karyawan mengatakan keputusan itu diambil di tengah perubahan perilaku pelanggan dan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat.
LinkedIn dalam laporan pendapatan terbarunya mengungkap pendapatannya melampaui US$15 miliar untuk kali pertama selama tahun fiskal ini. Dengan kata lain, pada kuartal keempat tahun fiskal 2023, pendapatan LinkedIn meningkat 5% tahun-ke-tahun dibandingkan kuartal sebelumnya.
Fenomena PHK di perusahaan seperti LinkedIn semakin membuka problem ketenagakerjaan di bidang teknologi. Menurut perusahaan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas, sektor teknologi telah memberhentikan 141.516 karyawan pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan sekitar 6.000 pada tahun lalu. (*)