teknologi
Penulis:Chairil Anwar
Editor:Chairil Anwar
JAKARTA - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asli dari Indonesia bernama PT Alam Virtual Semesta (AVS) berhasil memproduksi alat-alat berteknologi tinggi. Produk- produk itu diperkenalkan dalam pergelaran Business Matching tahap kedua yang digelar oleh Kementerian Koperasi dan UKM di Smesco Indonesia, Jakarta, Senin 18 April 2022.
Manajer Bisnis PT Alam Virtual Semesta Dwi Wahyudi mengatakan pihaknya memproduksi alat-alat simulator, mulai dari simulator untuk pendidikan teknik dan kedokteran, simulator kendaraan pembuatan SIM, video conference yang terjamin kerahasiaannya, hingga simulator alat-alat militer seperti tank dan senjata.
“Kami sudah hampir empat tahun berdiri dan fokus bisnis kami lebih banyak pada penyediaan alat simulator, teknologi berbasis internet of things (IoT) dan elektronik informatika. Di mana 100 persennya teknologi ini kami ciptakan sendiri,” jelas Dwi.
Dwi Wahyudi menyampaikan selama ini AVS telah sukses memenuhi kebutuhan simulator untuk pelatihan dan pengujian di tingkat pendidikan. Alat yang diproduksi AVS seperti simulator las welding simulator, banyak dipesan oleh SMK yang tersebar di Pulau Jawa dan Kalimantan.
“SMK ini didanai dari dana alokasi khusus (DAK) pemerintah yang disalurkan pemerintah provinsi. Serapan pemerintah daerah untuk kebutuhan sekolah cukup tinggi, terutama welding simulator las untuk SMK. Tiap tahun kebutuhan di Dinas Pendidikan selalu ada. Enggak pernah dicoret dari anggaran,” ungkap Dwi.
Lanjutnya, selain untuk pendidikan, simulator yang diproduksi AVS juga banyak dipesan oleh industri pertambangan dan perminyakan. Bahkan, alat-alat simulator AVS ini juga lebih banyak diekspor ke Filipina lewat tender.
Alat simulator buatan AVS ini tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri. Di Pulau Jawa, pihaknya kerap kali harus head to head dengan produk dari Eropa seperti Inggris dan Rusia.
“Secara kualitas, lawan tender kita kebanyakan dari Australia, Rusia, dan Eropa. Beberapa kali kita menang tender lawan Australia dan Eropa. Karena, dari segi cost pasti mereka lebih tinggi, namun kualitas yang hampir sama,” tuturnya.
Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan business matching membantu mempertemukan kebutuhan pemerintah dan UMKM.
Banyak dari pemerintah dan masyarakat Indonesia yang baru tahu adanya anak muda Indonesia yang membuat teknologi seperti itu. Dengan tegas, pihaknya mendorong lebih banyak lagi produk inovasi yang harus dikenalkan ke publik, sehingga pemanfaatannya akan lebih besar.
“Bahwa banyak dari kita ini, juga baru tahu kalau anak-anak muda Indonesia bisa membuat teknologi tersebut,” ujar Hanung.
Ia juga berharap agar pemerintah melalui kementerian dan lembaga untuk membeli produk lokal yang sudah teruji dan punya daya saing dengan produk internasional.
“Semoga kementerian/lembaga (K/L) daerah juga tak ragu-ragu beli produk lokal yang sudah teruji,” ucapnya. (CA)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Heriyanto pada 19 Apr 2022