Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Perkenalkan Aerostreet brand sepatu lokal Indonesia. Aerostreet juga tak jarang berkolaborasi dengan tokoh-tokoh terkenal untuk desain sepatunya seperti Endank Soekamti, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka hingga tokoh anime Jepang legendaris Crayon Shinchan dan tokoh komik lokal terkenal, Tahilalats.
Adalah Aditya Caesarico atau kerap disapa Rico sang bidan Aerostreet .
Berikut ini TrenAsia.com, jejaring media Kabarsiger.com merangkum kisah sukses Aditya Caesarico membesarkan Aerostreet hingga bisa sesukses sekarang.
Kegemaran Rico untuk berbisnis telah tumbuh sejak usianya masih belia. Ayah Rico adalah seorang pegawai pabrik di perusahaan percetakan buku. Sejak kecil, Rico sudah membantu sang ayah untuk berjualan buku-buku yang diproduksi perusahaan tempat kerja sang ayah.
Minat dan semangat Rico pada dunia bisnis makin berkembang saat dirinya berjualan stiker, kaos, hingga aksesoris motor.
Rico menempuh pendidikan menengah atasnya di SMA De Britto Jogja. Sejak SMA dirinya sudah pernah berbisnis proyek buku tahunan sekolah periode 2002-2004. Selama setahun dirinya berhasil mengerjakan 68 sekolah dari kota-kota besar seperti Jogjakarta, Jakarta, Surabaya, dan kota-kota lainnya.
Bisnis itu tak dikerjakannya sendirian. Ia mempekerjakan teman-temannya sekolah dan menyewa dua kamar kos untuk difungsikan sebagai kantor. Di kamar kos inilah dirinya dan teman-temannya bekerja mulai dari mendesain buku hingga mengedit foto.
Tak disangka bisnis buku tahunan tersebut cukup menghasilkan dengan omzet hingga ratusan juta. Satu proyek buku tahunan di bandrolnya dengan harga Rp10 juta hingga Rp20 juta.
Tak hanya belajar dari ayahnya, Rico juga mendapat bakat berbisnis dari sang Ibu yang juga pengusaha bidang distribusi untuk sepatu merk AP Boots dan Melly. Ketika usianya menginjak 19 tahun, bisnis ibunya mengalami krisis hingga bangkrut.
Rico akhirnya memutuskan untuk membantu bisnis ibunya. Disinilah keterampilan dan kemampuan berbisnis sepatunya di tempa. Tantangan menyelamatkan bisnis ibunya yang hampir bangkrut membuatnya harus membubarkan bisnis buku tahunan yang telah dirintisnya sejak SMA.
Kerja kerasnya menyelamatkan bisnis sang ibu membuat ia dipercaya untuk mengambil alih perusahaan distributor pada tahun 2006.
Sekitar enam tahun kemudian, Rico berhasil mengembangkan perusahaannya dengan menggarap banyak merek sepatu mulai dari New Era, Ando, ATT, Swallow dan brand lainnya sehingga berhasil menguasai distribusi wilayah se-Jawa. Volume distribusinya pun meningkat dari yang awalnya hanya 1 truk menjadi 20 truk.
Dari sinilah ide untuk membuat produk sepatu sendiri muncul. Sebelum memutuskan nyemplung lebih jauh di dunia bisnis sepatu, Rico sempat melakukan riset ke China dan membeli sebuah mesin untuk memulai pabriknya.
Dua tahun berjibaku dengan naik turunnya dunia bisnis, pada 2013 Aerostreet resmi lahir di bawah perusahaan PT Adco Pakis Mas. Di tahun pertama berdiri, pabrik bisa memproduksi dengan kapasitas 800-1.000 pasang per hari. Pekerjaan ini digarap dengan jumlah tenaga kerja 30-40 orang.
Produksi yang awalnya masih berfokus pada sepatu sekolah, mulai merambah ke sepatu fesyen pada 2019. Langkah yang tepat diambil Rico dengan mempromosikan produknya di sosial media.
Sosial media yang semakin digandrungi karena kala itu tengah pandemi, membuat Aerostreet semakin dikenal dan mendapatkan tempat di hati penikmatnya.
Saat ini Aerostreet diperkirakan telah mempekerjakan 3 ribu orang karyawan serta memiliki pabrik dengan luas lebih dari 1 hektar.
Kesuksesannya di salah satu e-commerce Indonesia membuat Aerostreet memiliki peluang tembus go internasional dan berkancah di pasar global. (*)