Sentot Sahid dan Angling Sagaran Bagikan Ilmu Perfilman dalam Coaching Clinic FFL 2023

2023-05-07T20:32:34.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Angling Sagaran dan Sentot Sahid, Juri Nasional Festival Film Lampung (FFL) 2023 membagikan ilmunya dalam Coaching Clinic di Aula Rektorat Lantai III.
Angling Sagaran dan Sentot Sahid, Juri Nasional Festival Film Lampung (FFL) 2023 membagikan ilmunya dalam Coaching Clinic di Aula Rektorat Lantai III.

BANDARLAMPUNG – Angling Sagaran dan Sentot Sahid, Juri Nasional Festival Film Lampung (FFL) 2023 membagikan ilmunya dalam Coaching Clinic di Aula Rektorat Lantai III pada Jumat(5/5/2023).

Sentot Sahid mengatakan kesempatan bagi insan film untuk bekerja sangat besar karena adanya siaran televisi digital berbayar. “Jadi ketika membuat film bukan sekedar saja. Dimana proses editing itu pentingnya berada di paling ujung pembuatan film,” ungkap dia seperti dikutip dari https://darmajaya.ac.id

Masih kata dia, setelah penyutradaraan, editor adalah sutradara kedua. “Dia boleh merombak struktur film. Dia bisa merubah dari Z sampai A,” ujarnya.

Peran editor, lanjut dia, tidak dapat diremehkan dalam menghasilkan karya film terbaik. “Seperti pertandingan bola kalau tidak ada kipernya bagaimana. Memang editing itu sesuatu pekerjaan yang krusial. Jadi saya bisa bilang begini sebuah film bisa bagus atau tidak juga karena editing,” tuturnya.

Seto menceritakan salah satu film luar negeri ditolak untuk pemutarannya karena belum layak. "Saat itu diganti editornya dan akhirnya bisa ditayangkan," ceritanya.

Dalam coaching clinic tersebut, Sentot memberikan paparan terkait Pemikiran logika dalam pekerjaan editing. Yakni logika cerita, logika karakter, logika ruang, dan logika waktu.

"Empat logika yang harus dipikirkan benar-benar oleh seorang editor," bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Angling Sagaran mengatakan bahwa bagaimana cara membuat ide cerita. "Jadi utamakan gagasannya dulu. Yang tadinya belum tahu mau ngapain dan sekarang jadi tahu," ungkapnya.

Menurut dia, eksistensi seorang (sutradara) bisa dikenal yang pertama dari menghasilkan karya. "Saya buat ide cerita dan menawarkan ide cerita ke produser. Ternyata tertarik. Itu yang saya lakukan dan belum tentu cocok dengan kalian," ujarnya.

Strategi tersebut, lanjut dia, bagaimana caranya jadi sutradara. "Berbeda-beda setiap orangnya. Saya cuma dua kali jadi astrada selama di dunia perfilman," imbuhnya.

Terpisah narasumber lainnya, Dicky R Maaland membagikan materi coaching clinic melalui rekaman video. Adapun coaching clinic FFL 2023 diikuti 55 peserta.

"Semoga dapat bermanfaat dan informasi yang diberikan juga menambah wawasan dalam dunia film," kata Subhan dalam menyampaikan laporannya sebagai Ketua Pelaksana FFL 2023. (*)