Sektor Logistik Berangsur Mulai Membaik, Ini Indikatornya

2021-02-14T00:19:22.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Industri sektor logistik.
Industri sektor logistik.

Kabarsiger.com - Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan tekanan di sektor logistik pada kuartal IV-2020 yakni lapangan usaha transportasi dan pergudangan terjadi akibat kontraksi pada beberapa lapangan usaha lainnya. Kondisi itu terjadi seiring serangan dari pandemi covid-19 yang menekan perekonomian.

Setijadi menyampaikan walaupun sektor logistik pada periode itu terkontraksi, namun justru terjadi kencenderungan positif. Pada triwulan II dan III, laju pertumbuhan transportasi dan pergudangan berturut-turut sebesar minus 30,80 dan minus 16,71 persen.

Kecenderungan positif itu sejalan dengan laju pertumbuhan beberapa kelompok lapangan usaha. Pertumbuhan industri pengolahan, misalnya, pada triwulan II dan III berturut-turut sebesar minus 6,18 persen dan minus 4,34 persen. Sementara perdagangan pada triwulan II dan III itu pertumbuhannya berturut-turut sebesar minus 7,59 persen dan minus 5,05 persen

"Hal itu juga sesuai dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada triwulan II, III, dan IV, laju pertumbuhan ekonomi berturut-turut sebesar minus 5,32 persen; kemudian minus 3,49 persen; dan minus 2,19 persen," kata Setijadi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/2/2021).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perekonomian di sejumlah negara pada triwulan IV-2020 menunjukkan perbaikan walaupun perkembangannya masih lemah. Hal ini tercermin dari indeks PMI global yang menunjukkan peningkatan pada Oktober, meski kembali melambat pada November dan Desember 2020.

Perbaikan ini masih terhambat oleh kasus penyebaran covid-19 yang secara global masih tinggi. Kemudian BPS mencatat laju pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar minus 13,42 persen pada triwulan IV-2020 (yoy).

BPS menyebutkan fenomena masih terbatasnya pergerakan atau mobilitas sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19 yang melatarbelakangi kontraksi lapangan usaha itu. Pada periode itu, berdasarkan data BPS, kontraksi terjadi pada lapangan-lapangan usaha industri pengolahan (minus 3,14 persen) dan perdagangan (minus 3,64 persen).

Kemudian konstruksi (minus 5,67 persen) dan pertambangan dan penggalian (minus 1,20 persen). Sementara lapangan usaha yang tumbuh positif adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan (2,59 persen).

Setijadi menyatakan sektor logistik mengalami kecenderungan pertumbuhan karena permintaan jasa logistik dalam negeri. Misalnya, jasa transportasi untuk pengiriman tanaman hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran) yang relatif stabil bahkan mengalami peningkatan.

Mengacu terhadap data BPS, pertumbuhan positif untuk komoditas itu terjadi pada triwulan III dan Triwulan IV-2020 berturut turut sebesar 5,74 persen dan 7,85 persen (yoy). Bahkan, untuk tanaman pangan, terjadi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi pada triwulan III (7,18 persen) dan triwulan IV (10,47 persen) pada 2020.

Setijadi berharap perusahaan-perusahaan penyedia jasa logistik dapat memanfaatkan peluang kebutuhan jasa logistik untuk penanganan komoditas dalam negeri. Penyedia jasa logistik juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas prosesnya untuk pengembangan rantai pasok komoditas nasional.

"Selain akan berdampak terhadap tingkat ketersediaan dan harga komoditas yang lebih baik untuk kebutuhan dalam negeri, peningkatan efisiensi dan efektivitas penyedia jasa logistik juga akan meningkatkan daya saing komoditas nasional," pungkasnya.(*)